18

102 10 0
                                    

- - - - - - - - - -
warn : suicide attempt
- - - - - - - - - -

Pikiran Jaeyun telah menduga Sunghoon dan Jongseong memiliki selisih paham, tapi dia tidak menyiapkan dirinya untuk emosi yang begitu kentara diantara keduanya. Pun Jaeyun harusnya menyiap diri untuk situasi ini.

Mata Heeseung tidak memiliki binar terang selama satu tahun ini, tapi saat matanya tidak menunjukkan emosi selalu memberi rasa cemas pada Jaeyun, tidak pernah menemukan akhir baik saat Heeseung memiliki ini.

Jungwon masih ada di belakang Heeseung seperti dia merupakan anak ayam, dan mungkin Jaeyun akan tertawa di waktu lain.

"Hyung," Jungwon memberi panggilan, hanya untuk mendapat hening sebagai balasan

Kunci diputar oleh Heeseung yang masih merapatkan bibir dan tidak menaruh perhatian pada sekitarnya.

"Heeseung-Hyung," Kembali memanggil saat Heeseung akan menutup pintu dari unit apartemen

Tidak ada balas dari Heeseung, memilih abai dan melanjutkan jalan memasuki unit apartemen.

Jaeyun menyadari ragu sejenak dari Jungwon, kembali mengikuti langkah Heeseung dan memasuki apartemen pada akhirnya.

Pandangan Jaeyun kembali pada Heeseung yang melanjutkan langkah, lengannya menyinggung benda pecah di sisi meja.

'PRANG' Suara mengisi ruangan, memberi kesan yang begitu keras dengan hening diantara dua orang yang ada dalam ruangan.

Tidak ada suara dari Heeseung saat langkahnya henti, hanya suara pakaian bergesek sewaktu dia merendahkan posisi.

"HEESEUNG-HYUNG" Jungwon mengeraskan suara saat dia sadar apa yang dilakukan oleh Heeseung

"Hyung, kau tidak dapat melakukannya" Tangan Jungwon meraih tangan Heeseung yang menggenggam pecahan kaca

"Aku," Suara Heeseung hanya lirih, menghentikan diri saat pecah kaca di tangannya diambil dan dilempar menjauh

"Kau harus hidup" Kata Jungwon tidak menarik perhatian Heeseung, lebih tertarik dengan pecahan kaca di lantai

"Kau harus hidup untuk Jaeyun" Saat ini Jungwon berhasil dalam mendapatkan perhatian Heeseung

"Jaeyun-ie" Siapapun dapat mendengar sedih dan rindu dari bicara Heeseung, merasakan luka karena tidak lagi bertemu

"Kau penting untuk Jaeyun, seperti Jaeyun penting untukmu," Kentara bahwa Jungwon berhati dalam katanya

"maka kau harus hidup bahagia untuk Jaeyun." Mata Jungwon menemukan tatap mata Heeseung

"Bahkan dia tidak memiliki hidup," Tidak harus menunggu Heeseung menuntaskan kata untuk mengetahui maksudnya

"Hyung, aku yakin dia memiliki hidup bahagia denganmu" Jungwon mengetahui maksud Heeseung, menyela perkataan

"Aku marah padanya di pertemuan akhir" Kata Heeseung, merasa Jungwon tidak memahami situasi dengan benar

"Kau tidak sungguh marah, dan aku meyakini dia tahu" Jaeyun hanya menemukan tenang dari bicara Jungwon

"Kami melakukan tengkar dan dia pergi tanpa menoleh padaku" Mata Heeseung memperlihatkan dinding air yang tertahan

"Pasangan biasa memiliki pertengkaran karena peduli" Jungwon menanggapi kata Heeseung dengan sikap tenang.

Jemari Jungwon membingkai sisi wajah Heeseung dan mengusap tetes air yang membasahi, tidak diyakini kapan turunnya oleh sang pemilik wajah.

"Hyung, aku meyakini dia ingin kau bahagia" Kata Jungwon, hanya mendiamkan tangan saat Heeseung tidak henti menangis

"Bahkan saat temu akhir kami memiliki pertengkaran?" Tercekat di beberapa kata, Heeseung menuntaskan tanya

"Aku tidak mengetahui dia, tapi aku pikir jawaban Jaeyun adalah iya" Kata Jungwon merupakan akhir bicara.

Jaeyun tidak menyenangi warna merah selama beberapa waktu akhir, momen dimana Jungwon memberi obat merah pada luka di telapak tangan Heeseung mengingatkannya mengenai ini.

Mata Jaeyun menemukan Heeseung ragu dalam meraih tangan saat Jungwon beranjak, tidak ingin sendiri saat ini namun masih menyimpan kata Sunghoon dalam satu sisi di kepalanya.

= catatan

semua akan buruk sebelum menjadi baik, dan hal baik ngga semudah itu buat dicapai. terkadang kita akan kembali ke titik nol.

terima kasih karena telah membaca book ini.

mohon dimaafkan untuk semua kurang dari book ini, sejauh ini.

live happilyWhere stories live. Discover now