17

89 10 0
                                    

Jaeyun menggunakan jari tangan dalam menghitung teman yang dekat dengannya, dan Sunghoon merupakan teman paling dekat yang mengetahui momen baik maupun momen buruk dari Jaeyun, tidak henti menemaninya.

Sunghoon memiliki waktu sulit saat Jaeyun pergi, Jaeyun tahu sekalipun dia menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan Heeseung. Pun Jaeyun melihat Sunghoon kelihatan baik bersama Jongseong setelahnya.

Tapi Jaeyun menyadari kepergiannya bukan hal yang diterima Sunghoon dengan mudah, pada saat ini.

"Kau membantu mereka menjadi dekat?" Jaeyun melihat tatap mata Sunghoon hanya memperlihatkan marah

"Iya, aku membantu mereka menjadi dekat" Jawab Jongseong, tidak merasa takut dengan marah Sunghoon

"Apa kau membantu temu mereka saat dia selesai mewarnai rambut?" Sunghoon melemparkan duga yang tepat sasaran

"Benar, aku menghubungi Jungwon untuk mendatangi tempat" Bibir Jongseong membuka untuk membenarkan duga Sunghoon

"Kau membantu Heeseung-Hyung mendekati orang lain?" Nada Sunghoon menunjukkan dia tidak senang pada laku Jongseong

"Jangan mengatakannya seperti Heeseung-Hyung merupakan pengkhianat" Pun Jongseong mengarahkan tatap tidak senang

"Heeseung-Hyung mengkhianati Jaeyun" Sunghoon mendekati Jongseong yang diam di sisi pintu dari apartemen

"Kau sungguh berkata Heeseung-Hyung adalah pengkhianat?" Balas Jongseong, turut mendekatkan diri pada Sunghoon

"Jaeyun hanya memikirkan dia dan akan melakukan apapun untuknya" Mata Sunghoon menatap lurus pada Jongseong

"Heeseung-Hyung pun memikirkan Jaeyun dan dapat melakukan apapun" Tatap Jongseong tak memperlihatkan dirinya goyah

"Kenapa kau membantunya untuk melihat orang lain, menemui orang lain?" Tanya Sunghoon, masih tidak dapat memahami

"Dia harus hidup untuk dirinya" Jaeyun biasa melihat Jongseong mengeraskan suara, tapi emosi ini lebih intens dari biasa

"Jaeyun menghabiskan hidupnya untuk Heeseung-Hyung" Emosi Sunghoon memperlihatkan betapa Jaeyun penting baginya

"Berhenti mengatakan seperti hanya Jaeyun yang penting" Jaeyun dapat melihat Heeseung adalah sosok penting bagi Jongseong

"Kau berusaha mengatakan Jaeyun tidak penting?" Tidak terima dengan kata Jongseong, Sunghoon meraih lengan sang kasih

"Tidak hanya Jaeyun yang penting. Heeseung juga penting." Jongseong tak memperlihatkan dia ingin memundurkan diri dari pembicaraan

"Jaeyun sungguh hanya memikirkan Heeseung hingga dia pergi" Kata Sunghoon menghasilkan dengus tidak percaya diri

"Poinnya adalah, dia pergi. DIA TELAH PERGI, SUNGHOON" Suara Jongseong mengisi unit apartemen milik pasangan kekasih.

Jaeyun memperhatikan Sunghoon yang merapatkan bibir dan menjatuhkan lengan di sisi tubuh, seperti kesadaran menghantam dirinya dengan telak.

"Aku tahu Jaeyun menghabiskan hidup untuk Heeseung," Melihat diam Sunghoon, Jongseong menggunakan suara kecil saat berkata

"dan kau tahu Heeseung dapat menghabisi hidupnya untuk Jaeyun," Samar, tapi Jaeyun tidak melewatkan angguk Sunghoon

"aku tidak ingin kehilangannya seperti kita telah kehilangan Jaeyun." Kata Jongseong dibalas dengan hela napas Sunghoon

"Hanya," Sunghoon menemukan sulit dalam memilih kata, kembali menghela napas seraya menundukkan kepala dengan dalam

"Melihat Heeseung-Hyung dekat dengan orang lain membuatmu sadar bahwa Jaeyun telah pergi?" Kelihatan Jongseong paham

"Iya" Suara Sunghoon tidak lagi keras seperti sebelumnya, saat ini dia hanya melirih dan menunjukkan sedih dalam bicaranya.

Tidak ada lagi yang berkata, mungkin lelah atau mereka telah satu paham. Jongseong menjauhkan tatap dari Sunghoon dengan raut sedih di wajah, sementara tangan diulur pada sang kasih.

Jaeyun memperhatikan Jongseong yang memberi dekap pada Sunghoon, begitu tenang seperti dia telah tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat sang kasih kembali merasa baik.

= catatan

aku ngasih beberapa momen Jay dan Hee, tapi ngga ngasih momen antara Jake dan Hoon, padahal keduanya punya pertemanan yang hangat.

terima kasih karena telah membaca book ini.

live happilyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora