01

537 48 4
                                    

- - - - - - - - - -
warn : suicide attempt
- - - - - - - - - -

Satu tahun berlalu,

Jaeyun memperhatikan Jongseong yang merapatkan dua tangan dan memejamkan mata dengan serius, sebelum dia melihat Sunghoon yang menenggelamkan kepala dengan dalam diantara lutut.

Pandangan Jaeyun mengarah pada pintu dimana Heeseung menerima perawatan, hanya menangis dan berhenti makan sedari hari dimana mereka seharusnya merayakan ulang tahun dari hubungan.

Dokter membuka pintu sebelum Jaeyun memiliki pikiran untuk melewati dinding dan melihat keadaan Heeseung.

"Dia baik," Dokter mengatakan ini dengan nada tenang, berbeda dari ekspresi wajah Jongseong maupun Sunghoon

"Dia baik?" Jaeyun ada di sisi Heeseung dan meyakini 'baik' bukan kata yang dapat menggambarkan situasi sang kekasih

"namun dia memerlukan perawatan." Kata pertama seperti usaha menenangkan Jongseong dan Sunghoon yang begitu cemas

"Perawatan?" Sunghoon merupakan pihak yang melemparkan tanya pada sang dokter, sementara Jongseong mendengarkan

"Kami memberikan kantung darah dan dia telah melewati situasi darurat," Kata ini membawa Jaeyun pada pemandangan buruk di jam lalu,

Heeseung dengan luka pada tangannya yang membuat Jaeyun berusaha memberi perasaan buruk pada Jongseong,

mendorong Jongseong, yang melakukan kencan dengan Sunghoon, untuk mengunjungi Heeseung,

mendapati bercak merah telah membasahi lantai dan Heeseung yang mulai merapatkan mata karena merasa berat.

"tapi dia memerlukan perawatan karena kurangnya cairan maupun gizi." Jaeyun mengembalikan fokus pada perkataan Dokter

"Apapun yang dapat memulihkan keadaan Heeseung" Kata Jongseong, matanya berkaca seperti dia akan menangis

"Apapun yang dapat memulihkan Heeseung" Sunghoon melakukan angguk seraya menyetujui kata Jongseong

"Kami akan mengusahakannya" Jaeyun melihat Dokter yang mengangguk dengan bersungguh, merupakan pekerjaannya

"Kami dapat melihatnya?" Mata Jongseong memiliki harap dan takut, sejujurnya Jaeyun ragu dia siap melihat situasi Heeseung

"Kalian dapat melihat saat kami telah menempatkannya di ruang perawatan" Kata Dokter, menaruh tangan di bahu Jongseong

"Baik. Terima kasih" Jongseong menempatkan senyum, matanya masih memiliki kesan berkaca yang begitu menyedihkan

"Saya permisi" Dokter berkata seraya menurunkan tangannya dari bahu Jongseong, mengambil langkah untuk meninggalkan tempat

"Kenapa dia tidak menghubungiku saat dia memiliki waktu yang sulit?" Tanya Jongseong, mengarahkan mata pada ruang penanganan

"Karena dia tidak tahu dia memiliki waktu yang sulit" Jaeyun tahu Heeseung tidak pernah memikirkan dia mengalami kesulitan

"Heeseung-Hyung tidak pernah tahu dia memiliki kesulitan" Kata Sunghoon, memahami pribadi Heeseung

"Seharusnya aku mengingat ulang tahun dari hubungan Heeseung-Hyung dan Jaeyun" Jongseong menggumam

"Bahkan aku ragu Jaeyun ingat seandainya dia masih ada" Pun Sunghoon tidak mengatakan ini dengan keras

"Mungkin, tapi Heeseung-Hyung mengingatnya dengan baik" Nada Jongseong memiliki keinginan merutuki Jaeyun

"Heeseung-Hyung menyukai Jaeyun melebihi apa yang baik untuk dirinya" Sunghoon menghela napas seperti dia lelah

"Aku ingin merutuki temanmu sebagai orang bodoh" Jongseong tidak menyembunyikan inginnya dari Sunghoon

"Tidak hanya kau, Jongseong. Aku pun merutuki temanmu yang bodoh" Sunghoon membalas, merujuk pada Heeseung

"Hei," Mulut Jongseong membuka, namun tidak menemukan apapun untuk membantahnya di saat ini

"Keduanya bodoh" Kata Sunghoon, menerima anggukan dari Jongseong sebelum dia memberikan peluk.

Jaeyun diam karena menyadari benar dari kata mereka, ingat betapa dirinya sibuk dengan rencana membahagiakan Heeseung di masa depan hingga lupa memikirkan Heeseung di saat ini.

Buku catatan dimana Jaeyun menuliskan rencananya, ada dalam dekapan Heeseung saat Jongseong dan Sunghoon menemukan dia dengan bercak merah. Dia dan Heeseung sungguh bodoh.

= catatan
     semuanya buruk sebelum menjadi baik. kita masih melihat hee yang sedih untuk beberapa bagian ke depan.
      terima kasih karena meluangkan waktu untuk membaca book ini.

live happilyWhere stories live. Discover now