11

120 12 0
                                    

Kemampuan Heeseung melakukan bicara selalu mengagumkan dalam pandangan Jaeyun, membuat dia biasa memberi perhatian sewaktu Heeseung mulai mengatakan sesuatu di masa lalu yang jauh.

Tapi ada situasi dimana Jaeyun melihat Heeseung tidak tahu apa yang harus dibicarakan hingga dia hanya merapat bibir dan tidak mengatakan apapun, memundurkan tubuh seperti ingin melarikan diri.

Mata Heeseung memperhatikan lantai dari ruangan lift yang tidak memiliki pergerakan, menjebak mereka untuk melakukan cakap.

"Kenapa kau tidak melakukan kencan dengan teman seusiamu?" Tanya dilemparkan Heeseung tanpa mempertemukan tatap

"Karena mereka bukan dirimu" Jaeyun melihat Jungwon yang mengarah tatapan pada Heeseung sekalipun tak menerima balas

"Tidak ada salah untuk melakukan satu atau dua kencan dengan teman seusiamu" Heeseung hanya menaruh tatapan pada lantai

"Dan ini merupakan salah untuk menginginkan kencan denganmu, Hyung?" Pun Jungwon hanya menaruh tatapan pada Heeseung

"Aku memiliki kekasih" Jaeyun mendengar apa yang dikatakan Heeseung dengan kesan ini merupakan hal yang begitu jelas

Jungwon memiliki ekspresi tidak mengerti di wajahnya, "Kekasihmu yang kita temui,"

"Kau dan aku, bukan kita" Heeseung menyela kata Jungwon, memberi tatap mata yang memperlihatkan dia tidak setuju.

Bukan memperlihatkan canggung namun berbaik hati seperti saat Jungwon melakukan pindah, dan bukan sikap baik seperti saat mengunjungi nisan.

"Ini merupakan sesuatu yang besar" Kelihatan seperti Jungwon menyadari betapa Heeseung tidak menyenangi pilihan katanya

"Aku memiliki kekasih" Heeseung menemukan perlu untuk mengulang kata, meski Jaeyun pikir Jungwon telah mengerti

"Hyung, apa kekasihmu bahagia?" Jungwon memberikan tanya, masih dengan menetapkan tatapan matanya pada Heeseung

"Tentu. Kami pernah menjadi pasangan bahagia" Jaeyun melihat Heeseung memberikan balasan, memiliki kesan getir pada bicara

"Saat ini, seandainya dia melihatmu, apa dia bahagia?" Sorot mata Jungwon memperlihatkan perubahan dari waktu sebelumnya

"Apa yang berusaha kau katakan?" Ekspresi wajah Heeseung memperlihatkan dia tidak memahami kata dari si lebih muda

"Heeseung-Hyung, kau ada disini dan kekasihmu sudah pergi" Jaeyun menemukan kesan protektif pada bicara Jungwon

"Aku ingin setia padanya" Heeseung mendengar kata ini pada beberapa kesempatan, tidak pernah ingin untuk melepas Jaeyun

"Aku tahu, Hyung. Aku dapat melihatnya" Dapat melihat Jungwon yang menyadari dia melakukan pendekatan dengan cara salah

"Maka, kau harus menghargai pilihanku untuk setia" Bicara Heeseung memberi kesan dia tidak mudah disentuh, didekati

"Hyung, bahkan dia tidak ada disini untuk," Perlahan, Jungwon mengatakan ini dengan sikap berhati yang dipahami Jaeyun

"Jungwon, aku tidak ingin mendengarmu" Heeseung menyela bicara Jungwon seraya mengembalikan tatapnya pada lantai.

Jaeyun dapat melihat Jungwon menyalahkan diri, menggigit bibir bawah dengan kuat seperti dia berusaha menghukum diri yang berkata sembarang sehingga Heeseung marah padanya di saat ini.

Tidak ada yang berusaha mengatakan sesuatu, tidak mengatakan apapun saat lift kembali melakukan kerja. Tatap Jungwon tidak lagi mengarah pada Heeseung, membiar lainnya melangkah jauh.

= catatan

aku sempat berpikir aku mau nuntasin book ini secepatnya, tapi di sisi lain aku ngga mau ngebikin ceritanya terburu dan masih ada emosi yang mau tumpahin di cerita ini.

terima kasih karena telah membaca book ini.

live happilyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt