07

173 17 0
                                    

Heeseung memperlihatkan wajah bersalah saat dia menutup pintu apartemen, seperti dia melakukan kesalahan karena dia sempat memiliki tawa dan melakukan makan dengan Jungwon sepulang kunjung.

Jaeyun mendengar 'aku pulang' dan hanya menemukan mendung pada wajah Heeseung, tidak mengatakan apapun hingga dia membaringkan dirinya di tempat tidur dengan tangan mendekap bingkai.

Seandainya Jaeyun dapat menyentuh Heeseung, lutut mereka telah bertemu pada saat ini dan hanya dibatasi dengan selimut.

"Kau dapat bahagia, Heeseungie-Hyung" Jaeyun memperhatikan mata indah Heeseung yang telah memejam dengan rapat

"Aku ingin melihatmu tersenyum seperti waktu lalu," Kata Jaeyun seraya mengamati napas teratur yang dilakukan Heeseung

"melihatmu menghabiskan makan dengan antusias," Jaeyun dapat melihat tirus Heeseung dibandingkan waktu yang lalu

"melihatmu lelap tanpa ekspresi sedih di wajahmu," Melihat kerut di wajah Heeseung, bahkan saat dia telah melelapkan diri

"melihatmu bahagia tanpa diriku, Hyung." Berat pada lidah Jaeyun saat dia mengeluarkan kata ini hingga dia mendengar katanya.

Jaeyun tidak pernah memikirkan dia dapat melihat Heeseung bersama orang lain,

tidak pernah memikirkan dia akan suka seandainya Heeseung dekat dengan lain,

tapi dia menemukan kesedihan Heeseung menyakiti perasaan dengan begitu buruk,

menyadari dia masih ada disini karena dia belum mencapai tujuan hidupnya,

belum melihat Heeseung bahagia seperti apa yang dia inginkan semasa hidup.

"Tidak masalah untuk bahagia tanpa aku," Jaeyun mengharap Heeseung dapat mendengarkan katanya dalam mimpi

"aku tidak bohong saat aku mengatakan kau layak menerima seluruh kebaikan di Dunia ini." Berkata dengan tulus

"Kau harus bahagia, Heeseungie-Hyung" Tidak henti mengatakan ini dengan harapan Heeseung dapat mendengarnya

"Jaeyun-ie?" Panggil Heeseung mendiamkan Jaeyun sebelum dia memikirkan mungkin Heeseung memimpikannya

"Kau harus bahagia, meski tanpa aku" Kata Jaeyun, mengharap Heeseung dapat mendengarnya dan menanggapi serius

"Jaeyun-ie," Panggil Heeseung begitu menyedihkan, seperti dia berusaha menggapai seseorang yang tidak mungkin diraih.

Jaeyun mendekat posisi, memberi ilusi bahwa dia dapat menaruh keningnya pada kening Heeseung untuk menenangkan sang kekasih seperti waktu dimana Heeseung mengalami mimpi buruk.

Tidak dapat merasakan basah dari airmata yang menuruni wajah Heeseung, Jaeyun mengharap Heeseung sungguh mendengar apa yang dia katakan dan tak lagi merasa salah untuk bahagia.

= catatan

kadang aku berharap anak kucingku ngunjungin aku dalam mimpi, sekedar ngasih tahu kalo mereka udah baik aja. tapi pas dikunjungi, malah tambah kangen.

terima kasih karena telah membaca book ini.

live happilyWhere stories live. Discover now