Part 10 - Birthday Boy

Mulai dari awal
                                    

"Cuma satu, Kak. Kebebasan."

"Hahahaha. Sabar ya adikku." Ujar Senna sambil mengusap kepala adiknya itu. "Mending kamu liat kado dari kakak dulu aja deh. Kakak udah bikin sarapan paling spesial buat kamu."

"Halah.. paling juga pancake."

"Hahahaha."

Sejak dulu, tiap kali Adrian ulang tahun, Senna selalu membuat pancake untuk sarapan pagi adiknya itu.

Sehabis sarapan, Senna dan Adrian bergegas menuju sekolah Adrian. Sepanjang perjalanan kedua kakak beradik itu bercerita mengenai memori indah sewaktu mereka masih kecil dulu. Tawa pun terdengar dari mobil Senna yang dikemudikan oleh Adrian itu.

Selang beberapa waktu, mobil berwarna putih itu pun berhenti tepat di depan gerbang sekolah Adrian. Mereka berdua turun secara bersamaan.

"Belajar yang bener ya adikku sayang. Nanti malem kakak pulang ke rumah, kita rayain ulang tahun kamu, okay?" kemudian Senna memberikan kecupan di kening Adrian.

"Kak, diliatin orang-orang..." Adrian merasa risih atas tatapan orang-orang disekitarnya.

"Hahaha masa bodo!" Senna nampak tak menghiraukan semua tatapan maut yang tertuju padanya itu. Ia justru memberikan lebih banyak kecupan. Di pipi, di dagu, dan terakhir di leher Adrian. Senna tidak mengalami brother complex atau semacamnya. Ia hanya hobi mengecup orang saja.

"Eh iya, ajak pacar kamu nanti ya, Dri."

"Aku nggak punya pacar, Kak."

"Ah kamu pura-pura nih." Senna mencolek dagu Adrian, membuat rasa iri dari siswi perempuan yang lewat semakin menjadi. "Sampai ketemu nanti malem ya sayang."

Setelah mobil Senna sudah melaju cukup jauh, Adrian langsung dihampiri oleh Aubrey yang sedari tadi memang sudah memperhatikannya.

"Itu cewe lo, Dri? Wah wah wah. Selera lo cewe-cewe bohay begitu ya." Adrian tak menghiraukan ucapan Aubrey.

"Gue kira lo jadiannya sama Devina ternyata bukan hahaha. Eh ngomong-ngomong nama cewe tadi siapa, Dri?" Aubrey terus mengikuti kemana pun Adrian berjalan.

"Senna."

"Kalo diliat-liat muka kalian berdua mirip loh. Kata orang kalo mirip berarti jodoh. Lo jodoh kali sama Senna. Cihuy~" Aubrey pun semakin menjadi.

Adrian mengela nafas "Masa jodoh gue kakak kandung gue sendiri sih?"

"Eh? Hahahaha..." Aubrey hanya tertawa meratapi kebodohannya itu. "Ohh pantesan mirip, hahaha. Eh iya by the way, happy birthday!" Aubrey mengulurkan tangannya.

"Makasih." Adrian pun menyambut uluran tangan itu.

"Oh my god! Tangan gue dipegang Adrian, ya ampunnn. Gue gak bakal cuci tangan sampe tahun depan!" Adrian hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aubrey.

"Eh itu Cloudy. Cloudy!" panggil Aubrey pada sahabatnya yang baru turun dari mobilnya itu. Namun bukannya menghampiri, Cloudy justru hanya berlalu tanpa menyapa kedua orang temannya itu.

Aubrey merasa canggung berada dalam situasi seperti ini. "E..eh gue duluan ya, Dri." Aubrey pun segera pergi menghampiri sahabatnya itu.

Sementara itu, Adrian hanya berjalan dan menatap Cloudy dari kejauhan.

-----

Dddrrrttt

From : unknown number

Morning Adrian! Pagimu cerah bukan? Ah ya, sudah lama tak melihat kakakmu si wanita jalang itu. Salam untuk kakakmu ya.

Adrian mengepal keras tangannya usai membaca sms yang masuk ke ponselnya. Lagi-lagi sms itu berisi kata-kata yang membuat hatinya berkecamuk. Ia sangat emosi melihat kakaknya dihina seperti itu. Adrian semakin bersikeras untuk mencari tahu siapa pelaku dibalik semua itu.

Only One [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang