Part 26 [Aku ingin mengulang waktu]

49 36 19
                                    

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Sekar buru-buru bergegas ke dalam kelas untuk mengambil tasnya dan langsung pulang ke rumah, ia terus berlari di sepanjang lorong sekolah karena takut akan kembali bertemu dengan rombongan anak-anak bully

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Setelah selesai mengganti pakaiannya, Sekar buru-buru bergegas ke dalam kelas untuk mengambil tasnya dan langsung pulang ke rumah, ia terus berlari di sepanjang lorong sekolah karena takut akan kembali bertemu dengan rombongan anak-anak bully.

BRUKKK

"Aduh," adu Sekar memegang jidatnya karena merasa sakit, bisa-bisanya ia tidak melihat punggung besar yang ada di hadapannya ini.

"Sekar?"

Suaranya? Suara yang sangat Sekar rindukan, akhirnya kembali memanggil namanya. Ia langsung menatap ke arah cowok tinggi yang masih setia berdiri di depannya.

"Kak Liam?" ujar Sekar menutup mulutnya.

"Lo kenapa?"

"Gue nggak papa, Kak. Kak Liam ap-"

"Sayang, kita jadi nonton sekarang?"

Ucapan Sekar terpotong saat ia mendengar suara gadis yang ada di belakang Liam, yang memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Jadi, ayo." Liam langsung berbalik menghadap ke arah Runika dan menggandeng tangannya membawa pergi dari hadapan Sekar.

Lirik mata Sekar mengarah ke tangan yang saling bersautan dan tidak mempedulikan keberadaannya. Sekar sekarang sudah menyadari kebodohannya, ia bahkan sudah menemukan jawaban dari keraguan hatinya. Sekar sekarang benar-benar merasakan kehilangan. Tatapan mata Sekar masih lurus ke arah punggung Liam yang semakin mengecil dari hadapannya. Saat yang bersamaan mata Sekar menangkap keberadaan Virna yang juga menjauh dari hadapannya, dengan genangan air mata di pelupuk, Sekar berusaha untuk tersenyum meliat kepergian kekasih dan sahabatnya. 

Kalian meninggalkan ku di waktu yang bersamaan, sakit, batin Sekar memegang dadanya yang terasa sesak, ia tidak boleh lagi menangis. Karena itu tidak akan mengubah keadaan, Sekar kembali berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas dan bergegas pulang. Lagi-lagi langkahnya terhenti oleh seseorang yang berada di depannya.

"Mau pulang bareng?" tawar Salsa kepada Sekar.

"Makasih kak tawarannya, tapi aku udah banyak ngerepotin hari ini. Jadi, aku mau pulang sendiri aja."

"Kamu yakin?" tanya Salsa menatap bola mata Sekar.

Sedangkan Sekar yang ditatap hanya menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.

"Kalau gitu gue duluan," pamit Salsa dan pergi dari hadapan Sekar.

Sebenarnya, Sekar merasa bingung, kenapa hari ini Salsa begitu baik padanya, apa karena dia merasa bersalah? Atau ada sesuatu yang dia rencanakan untuk Sekar? Entalah, rasanya Sekar sekarang hanya ingin bertemu dengan kasur kesayangannya, ia yakin kasur itu pasti tidak akan mengecewakannya.

Sekar menatap kelas yang sudah kosong, ia merasa lega karena dia tidak akan bertemu dengan teman sekelasnya, untuk saat ini sepertinya Sekar akan selalu menghindar dari teman sekolahnya.

Heart Games [Selesai]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon