55. Take Report

Depuis le début
                                    

"Lo hobby banget ngehina gue," sewot Luka menepis tangan Alexa dari bahunya.

"Itu hobby baru gue," balas Alexa tanpa dosa.

Demi apapun Luka mau protes. Namun niatnya teralihkan ketika ponsel Apple 15 promagnya bergetar.

Luka berdiri, mengangkat panggilan. "Halo, Mom?" Ia berjalan menjauhi teman sekelasnya sedangkan Alexa mengikuti dari belakang.

"Mommy sama Daddy udah ada di parkiran, sini sayang, jemput Mommy."

"Ya udah Mom, aku ke sana sekarang."

Luka memutuskan sambungan telpon. "Mommy?" tanya Alexa dibalas anggukan kepala oleh Luka.

Luka menggandeng Alexa. "Kenapa lo pegang-pegang gue?" Alexa melepaskan tangan Luka.

"Lo gak mau ikut jemput Mommy?"

"Lo duluan aja deh, ntar gue nyusul."

"Yaudah." Luka pergi meninggalkan Alexa.

***

Alexa bukannya ke toilet melainkan pergi ke ruangan private. Di mana dalam ruangan itu berisi data penting milik sekolah. Yang bisa masuk ke dalam ruangan tersebut hanya beberapa guru, Angkasa, serta Alex. Alexa melihat keadaan sekitar, dirasa aman ia menempelkan kartu akses untuk membuka pintu. Ruangan penting di sekolah semua menggunakan kartu khusus untuk masuk. Alexa mengambil kartu milik Daddynya sebelum berangkat ke sekolah tadi pagi.

Alexa menoleh kanan-kiri, ia mendekati meja. Membuka laptop di sana. Jemarinya lincah mengetik di atas keyboard hingga apa yang ia cari ketemu.

Daftar juara paralel tahun ini. Alexa membaca dengan seksama. Kemudian ia berdecak kesal saat melihat namanya berada diurutan kedua dengan nilai rata-rata 98,50. Sedangkan diurutan pertama tercantum nama Erlangga Maheswara.

Sudah Alexa duga nilainya mengalami penurunan, mengingat sebulan ia berada di penjara sama sekali tidak belajar. Di tambah lagi ia sibuk mencari orang yang sudah mendorong Luka. Namun hasilnya nihil membuat waktu belajarnya benar-benar tersita.

Alexa berpikir sejenak. Kemudian Alexa mengganti nilainya menjadi 98,80. "Ganti dikit doang, gapapa kali," gumam Alexa melihat posisi namanya dan Elang sudah berganti. Alexa segera mematikan dan menutup laptop itu kembali, ia harus keluar dari sini sebelum ada guru yang datang.

Alexa mengendap-endap sambil menutup pintu ruangan tersebut, ia melihat kanan-kiri. Kemudian bernapas lega tidak ada orang yang melihatnya.

Baru beberapa langkah Alexa menjauhi ruangan. Tepukan dibahunya membuat Alexa terlonjak kaget refleks menoleh. "Elo!" Alexa menunjuk Axel.

"Ngapain sih lo ngagetin gue, kalo gue jantungan gimana!" marah Alexa kaget sekaligus takut kalau Axel melihat ia baru saja keluar dari rungan itu.

"Bagus dong, dapet besek gratis," celetuk Axel.

"Gila lo nyumpahin gue mati beneran." Alexa mengangkat tangannya ingin memukul kepala Axel.

Axel menahan tangan Alexa. "Jangan galak-galak napa? Kalo kita nggak sekelas lagi ntar gak ada yang manggil lo mak lampir. Nanti lo kangen sama gue."

About Everything [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant