23. Deal With The Bad Guy

14.8K 1.9K 1.2K
                                    

Seorang guru baru saja keluar dari dalam kelas XI IPA-B manakala bel tanda istirahat berbunyi, para murid perempuan sibuk membereskan buku mereka dan menaruhnya ke dalam laci sedangkan murid laki-laki mulai keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang guru baru saja keluar dari dalam kelas XI IPA-B manakala bel tanda istirahat berbunyi, para murid perempuan sibuk membereskan buku mereka dan menaruhnya ke dalam laci sedangkan murid laki-laki mulai keluar kelas.

Luka melihat keluar sebentar kemudian merogoh sakunya. Ia menatap lama kartu yang diberikan Angkasa tadi pagi. "Apa aku harus datang? Tapi .... kalau nggak datang terus Om Angkasa marah bisa jadi masalah, bisa-bisa dia nggak mau bayarin uang sekolah aku."

Setelah menarik napas panjang, Luka menguatkan tekad untuk menemui Angkasa. "Heh lo! Mau kemana?" Suara Alexa membuat Luka berhenti melangkah dan menoleh ke arahnya.

"Kenapa nanya? Aku mau keluar," jawab Luka.

"Udah mulai berani lo sama gue? Sini lo! Beliin kita minum, cepet nggak pakai lama!"

"Tuh duit." Alexa melempar uang berwarna merah muda ke arah kaki Luka. Luka meraih uang tersebut dan bergegas pergi menuju kantin.

Bruukk...

Luka baru saja menabrak seseorang. "Mau kemana?" tanya pria jangkung di depannya.

"O-Om."

"Ikut saya," ajak Angkasa. Kondisi lorong sedikit sepi karena murid lebih banyak di kantin. Hanya ada beberapa siswa yang sedang melihat ke arah mereka.

"Ta-tapi Om ... aku harus ke kantin," kata Luka membuat Angkasa berhenti melangkah.

Tangan kiri Angkasa berada di dalam saku celananya, kemudian pria itu berbalik menatap Luka. "Ikut saya atau saya tidak akan membayar uang sekolahmu," ucap Angkasa sengit.

Luka akhirnya pasrah mengekori Angkasa. Mereka naik lift khusus, saat lift terbuka Angkasa keluar lebih dulu lalu disusul oleh Luka di belakangnya. Mereka memasuki ruangan yang cukup luas, ruangan dengan dominasi warna hitam dan putih, rak buku berukuran sedang terletak di belakang sebuah meja kerja, serta ada dua sofa dan tak lupa ruangan mini dilengkapi kasur dengan sprei putih.

"Kita ngapain ke sini Om?" tanya Luka sambil melihat sekeliling ruangan.

Angkasa melonggarkan dasi dilehernya. "Menurutmu?" Ia segera meraih sebuah dokumen yang terletak di atas meja lantas menyerahkannya ke hadapan Luka.

"Baca dengan teliti," ucap Angkasa. Setelah menyerahkan dokumen tersebut Angkasa memilih duduk dikursinya sambil menatap Luka.

Luka membuka dokumen ditangannya, tertulis pada bagian atas dengan huruf besar dan dibolt. SURAT PERJANJIAN. Ada nama Angkasa sebegai pihak pertama (I) dan nama Luka sebagai pihak kedua (II)

About Everything [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang