49. Select All

9.4K 1.5K 2.1K
                                    

Luka duduk di atas kursi roda yang sedang Angkasa dorong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luka duduk di atas kursi roda yang sedang Angkasa dorong. Angkasa akan membawa Luka jalan-jalan ke taman sesuai saran dokter agar tubuh Luka cepat pulih. Selama menjaga Luka untuk urusan kantor jika tidak ada meeting penting Angkasa menyuruh Daniar mengurusnya. Lagi pula Angkasa menjaga Luka dari pagi sampai sore, kalau pun ada pertemuan penting di malam hari Angkasa tetap kerja serta menghadirinya seperti biasa.

"Om," panggil Luka membuat Angkasa menyahut pelan sambil terus mendorong kursi roda menuju taman.

"Om kapan mau nikah?" tanya Luka.

Angkasa berhenti melangkah saat mendengar ucapan Luka. "Kamu maunya kapan?" Angkasa kembali melanjutkan langkah.

"Kok malah nanya balik, aku kan nanya duluan sama om," protes Luka.

"Saya maunya nikahin kamu, kalau kamu sudah siap saya bisa secepatnya membicarakan tentang lamaran kepada orang tuamu."

"Kalau aku nolak?"

"Kamu nolak saya karena tidak cinta sama saya? Atau karena kamu mencintai Orion atau Axel?" tanya Angkasa.

Mereka sudah sampai di taman, Angkasa berjongkok di depan Luka menunggu jawaban atas pertanyaannya. "Semalam saat main trurt or dare kamu belum menjawab milih siapa diantara kami bertiga?"

Luka mengingat kejadian semalam. Belum sempat ia menjawab pertanyaan dari Alexa. tiba-tiba dadanya berdenyut sakit membuat Orion dengan sigap menggendong ia kembali ke kasur lalu Orion menyuruhnya tidur.

"Boleh nggak aku milih kalian semua," kata Luka.

"Aku nggak mau nyakitin kalian kalo seandainya aku milih salah satu dari kalian bertiga," sambung Luka.

"Bukankah itu terdengar rakus?" Angkasa menatap Luka dengan pandangan datar.

"Kalo untuk hal ini boleh kok om rakus," balas Luka tersenyum jail.

"Kata siapa boleh?" Tatapan Angkasa semakin tajam menghunus Luka.

"Kata aku," balas Luka menahan tawa.

"Tidak boleh, kamu harus pilih salah satu," ucap Angkasa.

"Yah ... gagal deh punya banyak pawang." Luka memasang raut wajah kecewa. Luka sengaja ingin menjahili Angkasa, dari tadi ia menahan tawa melihat ekspresi wajah Angkasa.

Angkasa meraih lalu menggenggam kedua tangan Luka. "Luka, kita sudah kenal cukup lama, saya juga ganteng gak akan malu-maluin kamu kalau kita pergi ke pesta. Jadi ayo menikah dengan saya." Angkasa mulai membujuk Luka.

About Everything [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang