54. Last Day Of Exam

8.4K 1.3K 3.1K
                                    

Angkasa memasuki mobil keluar dari perkarangan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa memasuki mobil keluar dari perkarangan rumahnya. Pagi ini, sebelum pergi ke kantor Angkasa menyempatkan diri menjemput Luka terlebih dahulu. Sampai di sana ia disambut baik oleh Alex serta di ajak sarapan bersama.

"Duduk om," suruh Alexa.

Angkasa duduk di depan Luka, Luka melirik Angkasa sambil tersenyum singkat lalu kembali menatap piring makanannya. Mereka berlima sarapan dengan tenang, sesekali Alex dan Angkasa ngobrol tentang pekerjaan.

"Mom Dad aku berangkat ya," pamit Alexa.

"Hati-hati sayang," ucap Adel melihat Alexa berlari keluar dari ruang makan.

"Siap mom," teriak Alexa menyahuti ucapan sang Mommy.

"Mom, Dad, aku juga berangkat." Luka mencium tangan orang tuanya.

"Kamu hati-hati ya," ujar Adel.

"Kalo kamu gak pulang bareng Alexa nanti telpon Daddy aja, biar Daddy jemput," kata Alex.

"Siap Dad." Luka memberi hormat kepada Alex membuat Alex terkekeh.

Angkasa dan Luka keluar bersama dari ruang makan. Sampai diluar Angkasa membukakan pintu mobilnya untuk Luka. Kemudian ia menyusul duduk dikursi kemudi. Mobil melaju meninggalkan perkarangan rumah Luka.

"Gimana ujian kamu kemarin?" tanya Angkasa tanpa menoleh pada Luka karena matanya fokus melihat jalanan.

"Lancar kok, om," jawab Luka.

Lengang cukup lama. Luka berinisiatif ingin menghidupkan musik dari mobil Angkasa. Namun secara bersamaan Angkasa juga hendak menyalakan musik sehingga tangan Angkasa berada di atas tangan Luka. Seperkian detik Luka menarik tangannya, suasana berubah menjadi canggung.

Mobil Angkasa berhenti ketika lampu merah berada di depannya. Luka teringat ia masih punya stok permen kaki yang Axel kasih, ia merogoh sakunya lalu menyodorkan satu permen kaki ke depan Angkasa. "Buat om," kata Luka.

Angkasa meraih permen pemberian Luka. "Saya bukan anak kecil, kenapa ngasih saya permen?"

"Yee ... emang permen cuma buat anak kecil?" balas Luka.

"Enak tauk om, rasa mangga, cobain deh."

"Sini." Luka merebut permen di tangan Angkasa kemudian ia membuka bungkusnya.

"Nih." Luka menyodorkan permen yang sudah ia buka ke depan mulut Angkasa. Ragu-ragu Angkasa membuka mulutnya.

Angkasa mengemut permen dalam mulutnya, terasa manis serta ada sedikit rasa asam. "Enak kan, om?" tanya Luka.

About Everything [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang