40. Ultah Samuel

49 21 0
                                    

Samuel dan rombongan kawannya berjalan memasuki gapura nikahan yang dari jauh saja sudah ramai orang-orang, mereka yang berjalan nyelonong langsung saja dijegat oleh mbak-mbak panitia meja tamu yang berteriak. "Heh! Mas-masnya isi ini dulu!"

Mereka berlima menoleh kompak dan berjalan lemas untuk mengisi daftar tamu. Mereka juga mengisi dengan asal-asalan, paling nama panggilan, alamat rumah seperti tulisan dokter dan tanda tangan yang coret-coret aja.

Salah satu panitia itu menatap Samuel yang sedang serius menulis, sadar ditatap membuat Samuel membalas tatapan itu membuat si mbak-mbak salting brutal.

Tiba-tiba Samuel mengedipkan sebelah matanya membuat mbak-mbak itu langsung histeris dan hampir pingsan.

"Duh, Samuel!" Teriak mbak yang kita sebut saja mawar sudah mencari oksigen. "Nanti kita nikah mau pakai adat apa?"

Teman-teman Samuel pun tertawa, sampai akhirnya mereka pergi ke dalam untuk mengantre makan siang.

Samuel saat di Jakarta, setiap ada acara keluarga, kondangan, pesta ulang tahun dan lain-lain selalu di gedung mewah bahkan outdoor juga yang agak bagus. Baru kali ini Samuel berdesak-desakan dengan orang-orang yang tak sabaran ngantri prasmanan apalagi sepatu sekolahnya sudah becek terkena tanah yang basah.

"Woy, sabar gak usah dorong-dorong!" Teriak Junot yang sudah kecil terhimpit bapak-bapak perut buncit pula.

Sang bapak yang tersinggung langsung berteriak dengan suara toak khas bapak-bapak Nusantara. "NDAK SOPAN KAMU IKI! AKU NIH DIDORONG SAMA IBU-IBU DIBELAKANG LHO!"

"WALAH TOH PAK, AKU JUGA DIDORONG SAMA ROMBONGAN ANAK SEKOLAH INI LHO, DARI TADI NGERUSUH TERUS!" balas ibu-ibu itu.

Seketika Samuel, Kemal dan Arong gelalapan saat banyak panitia prasman dan orang-orang dibarisan menatap mereka tajam.

"Lu sih dorong-dorong, gua mah bengong doang!" Tuduh Samuel ke Kemal dan Arong.

"Aku laper, Sam!" Teriak Arong seperti orang tersiksa.

"Betul, mana lama banget antre, coba kamu lihat Sam yang paling depan itu, bapak itu ambil gulai gak selesai-selesai," sahut Kemal.

Samuel pun melihat ke arah bapak-bapak itu membuat Samuel menggeleng terheran-heran.

Junot yang sudah sampai duluan di tempat nasi dan lauk pauk langsung berteriak ke arah teman-teman yang ketinggalan tak jauh di belakang. "Setor piring kalian sini cepet!"

Sontak Samuel, Kemal dan Arong dengan jurus cepat mengoper piring ke Junot yang membuat antrean tambah lama.

"Gua rendang not!" Teriak Samuel. "Nasinya dikit aja!"

"Aku soto ayam, sambal telor, rendang, sayur SOP campur aja ke piring, pokoknya semua lauk, Not! Nasinya 3 centong!" Teriak Arong heboh melihat tangan Junot yang gesit.

"Aku sama kayak Samuel, Not, tapi kasih semangka 2, pisang 2, kerupuk banyakin, woy bisa cepet gak!" Teriak Kemal.

"SABAR TOLOL!" Teriak Junot yang udah di tempeleng bapak-bapak perut buncit tadi.

"Weh, anak-anak ini suruh minggir dulu, ini antrean gak maju-maju gegara mereka setor piring ke depan!" Teriak ibu-ibu membuat semua orang bersorak.

"Huuuu."

Samuel, Kemal dan Arong langsung kesal dan malu langsung minggir sembari menyemangati Junot sambil mereka bertiga mencari kursi kosong.

Tak lama dari itu Junot datang dengan piring 4 sambil membawa nampan yang entah punya siapa asal main colong aja di meja prasmanan.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now