6. Samuel Dibonceng Susan

84 32 13
                                    

TINNN!!! TINNN!!!

Samuel tampak ugal-ugalan menelusuri area permukiman milik warga. Banyak warga merasa terganggu dengan aksi Samuel yang sangat meresahkan.

Samuel hanya tertawa keras karena sudah lama ia tidak menggunakan motor, ia juga selama sekolah di kampung mbahnya setiap pulang pergi sekolah selalu berjalan kaki.

Tiba-tiba saja ada seorang cewek dengan rambut di kuncir kuda sambil memakai tas ransel besarnya berjalan di depannya, Samuel tersenyum jahil, orang itu tak lain adalah Susan, si cewek kampung yang pernah ribut dtengannya. Pikiran Samuel sudah terlintas ide-ide laknat yang sepertinya akan ia lakukan.

Tinnnnnnnnnnnnnnnnnn!

Samuel membunyikan klakson nya dengan nyaring saat posisi motornya berada di belakang Susan. Susan yang kesal langsung cepat-cepat menoleh.

"Berisik!" Bentak Susan sambil menutup telinganya.

"Cup... Cup... Cup... Kasian ya, jalan kaki," ejek Samuel dengan mimik wajah seolah turut prihatin.

Susan merasa geram. Bukannya membalas, Susan langsung melangkahkan kakinya lebar-lebar seolah ingin cepat-cepat pergi dari Samuel.

Samuel merasa tidak puas karena belum ada balasan dari Susan saat ia menghinanya. Saat itu juga Samuel mengikuti langkah Susan dari arah sampingnya.

"Kasian... Kasian, jalan kaki memang menyehatkan ya?"

"Diem!"

"Jangan marah-marah, masih pagi."

"Yo kamu iki kerjaannya bikin emosi terus loh!"" Bentak Susan dengan logat njawane membuat Samuel tertawa.

"Cuaca di kampung Langit Biru ini memang seger ya, jadi cocok buat maraton ke sekolah," ucap Samuel yang mulai sok mengakrabkan diri.

Susan menatap sinis Samuel, Susan tau betul bahwa Samuel berniat mengejeknya yang masih berjalan kaki. "Udah tau jalan kaki lebih sehat, malah kamu bawa motor ke sekolah! Bikin polusi kampung ini aja!"

"Ets... Ets... Gue masalahnya disini merasa beda dengan anak-anak kampung ini, oke? Nah, karena gue dasarnya memang anak orang kaya, harusnya lo terima dong kalo liat gue bawa motor. Hidup tuh memang gitu, Kalo gak punya ya cuman bisa iri."

Susan melotot kaget, merasa tak terima dikatain Samuel iri. "Apaan sih! Aku juga punya ya motor di rumah. Cuman masalahnya aku gak se-norak kamu ya! Baru punya motor kayak gitu aja udah belagu! Ngaku orang kaya dari kota, tapi malah sekolah di kampung. Kasian deh situ di usir keluarga!" Ejek Susan membuat Samuel yang bergantian tidak terima.

"LO!"

"Gak boleh marah-marah mas, masih pagi!" Cetus Susan seolah membalikkan kata-kata yang diucapkan Samuel. Saat itu juga Susan berlari cepat.

"Mas?" Gumam Samuel mencerna.

"Eh, tunggu lo!" Teriak Samuel saat Susan sudah berlari dari hadapannya.

Samuel saat itu juga langsung melajukan kendaraannya dengan kebut untuk mengejar Susan yang herannya cepat sekali menjauh.

Tin!

Tin!

Tin!

"SUSANN!!"

TIN!

BRUKKKK!

"ADOHHH YA ALLAH!" teriak Samuel sambil mengelus pelipisnya yang terbentur Batang pohon mahoni.

Mendengar suara dubrakan motor serta teriakan Samuel, membuat Susan berhenti berlari, kemudian ia menoleh ke belakang. Saat itu juga Susan menganga lebar. Matanya melotot tak percaya. Ia begitu kaget saat melihat motor kebanggaan Samuel sedang nyungsep di ranting pohon dengan 90°. Sedangkan Samuel sendiri sedang mengaduh kesakitan sambil merentangkan kedua kakinya.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now