19. Samuel VS Alga

57 22 0
                                    

Sesuai kesepakatan, Samuel dan Alga akan bertanding basket satu lawan satu hari ini. Seisi lapangan sudah hadir olah para siswa-siswi yang sibuk menonton. Mulai dari atas ubin teras, sepanjang tangga, di atas balkon bahkan di pinggir lapangan. Semua tampak tak sabar menunggu pertandingan Samuel dan Alga.

Samuel tetap mengenakan seragam sekolahnya dan masih memakai tas ranselnya, karena Samuel mengajak bertanding saat ia baru saja sampai.

Sedangkan Alga? Ia memakai kaos hitam, celana pendek olahraga, serta leging panjang dan sepatu bola, membuat Samuel yang memperhatikan penampilan Alga dari atas sampai bawah langsung tertawa ngakak.

"Woy, Ganggang hijau! Lo mau main basket apa main futsal!!" Teriak Samuel menertawakan Alga yang masih tetap santuy.

Satu lapangan juga ikutan tertawa mendengar ucapan Samuel yang memang benar. Alga tampak tidak tersinggung sama sekali, membuat Samuel yakin sosok Alga adalah cowok yang tidak gampang baperan dan tahan banting.

Samuel pun kini mengeluarkan bola basket dari sebuah karung hitam besar yang ia bawa dari gudang olahraga. Tetapi Samuel tiba-tiba kaget melihat 3 kondisi bola basket yang sangat mengenaskan.

"What the... Ini bola udah gak bisa mantul!" Heboh Samuel sambil mencoba memantulkan bola basket pertama.

"Ini juga? Kulitnya udah pada kelopek?!"

"Apalagi ini? Udah bonyok!"

Samuel benar-benar tak habis pikir melihat kondisi 3 bola basket sudah rusak dan tak layak pakai. Sangat miris dan memprihatinkan. Kalau begini bagaimana Samuel akan bertanding.

"Nih!" Alga melempar bola basket ke arah Samuel, membuat bola tersebut mengenai dadanya Samuel dengan keras.

Samuel sebagai anak laki-laki dan harus menomor satukan gengsi langsung menyengir seolah menahan sakit dan ringisan.

"Lo napa gak bilang dari tadi, sat!" Kesal Samuel sambil melempar karung berisi 3 bola basket yang tadi ia bawa ke arah anak-anak basket dan mereka langsung menangkapnya. "Gue gak usah repot-repot bawa karung dari gudang!"

Pertandingan dimulai, wasit pun diwakilkan oleh anak basket sendiri. Semua orang berteriak heboh menyaksikan pertandingan Samuel dan Alga.

"Samuel, Samuel, Samuel."

"SAMUELL WE LOVE YOUU!!"

"Algaaa, ayok gaaa! Jangan kalah sama cowok sok ganteng!"

"Alga, semangat!!!"

Tampak sekali perbedaan teriakan penonton yang menyoraki. Semua anak cewek heboh mendukung Samuel, sedangkan seluruh anak cowok malah sibuk mendukung Alga dan menghina Samuel.

Sedangkan Kemal, Arong, Midun dan Junot? Keempat temannya Samuel itu malah sibuk keliling lapangan untuk berjualan cangcimen dengan semangat.

"Cangcimen, cangcimen ... Eh, beli gak kamu? Beli 2 bungkus kacang? Oke!"

"Cangcimen, cangcimen, kacang, kuaci, permen, ada air mineral juga!"

"Woy, mau cangcimen gak?"

"Enak woy, cangcimen, nih kasian si Junot semaleman sibuk sangrai kacang!"

Begitulah teriakan para keempat pedagang cangcimen yang heboh, malah jatuhnya agak maksa. Tapi bagi mereka, tidak apa-apa, yang penting dapet duit.

"YEEYYY, SAMUELL!!!" heboh teriakan anak perempuan karena Samuel berhasil memasukkan bola pertamanya.

"Gak usah norak! Baru sekali itu!" Cetuk seorang anak laki-laki yang sebagai penonton.

Pertandingan terus berlanjut. Samuel dengan skill dewa nya terus men- dribble bola menuju gawang. Tetapi sayangnya, bola berhasil di rebut Alga dengan gesit sambil berlari ke arah gawangnya dan berhasil memasukkan bolanya ke gawang.

Teriakan heboh dari anak laki dan perempuan pun terdengar, Alga tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Samuel tersenyum sinis.

"Keren juga lo, tapi jangan sombong dulu bro, gue jauh lebih keren di atas lo!" Teriak Samuel dan diikuti lengkingan siswi perempuan yang setuju menyoraki.

Tak terasa lamanya pertandingan akan berakhir tetapi semangat mereka tetap berkobar. Alga dan Samuel juga saat ini sama-sama mencetak skor 5-5 dan waktu pertandingan juga sebentar lagi akan berakhir.

"SAMUELL!!!"

"ALGAAAA!!!"

Moment yang ditunggu-tunggu pun telah tiba, Samuel kini berhasil memasukkan bolanya ke dalam gawang bersamaan dengan wasit yang meniupkan pluit tanda waktu sudah berakhir. Lapangan saat itu juga heboh oleh teriakan siswa-siswi sambil bertepuk tangan.

"Selamat! Pertandingan dimenangkan oleh Samuel!!! Dengan skor 6-5!!!" Teriak wasit membuat semua orang sujud syukur dan menangis terharu.

Samuel langsung selebrasi dengan cara berlari keliling lapangan sambil mengangkat tangannya seraya berdoa dan melambaikan tangannya ke penonton juga tak lupa kiss bye, sontak itu semua membuat para perempuan histeris dan hampir pingsan.

"GUE MENANG!" Teriak Samuel berbangga.

Junot pun datang menghampiri Samuel sambil membawa botol air mineral. Samuel langsung menerima botol itu dan meminumnya sampai setengah. Kemudian Samuel mengelapkan keringat di pelipisnya dengan cool. Dan membuka dasi serta kancing baju atasnya karena gerah kepanasan. Hal itu mengundang teriakan siswi-siswi histeris.

"AAAAAAAA SAMUELLL!!!"

Sedangkan Alga tersenyum atas kemenangan Samuel, ia langsung berjabat tangan dengan Samuel. "Selamat, Sam."

"Hm," balas Samuel acuh dan dengan lagak sombong ia langsung pergi ke arah pinggir lapangan untuk menghampiri teman-temannya yang sibuk menghitung duit.

Bel masuk berbunyi membuat semua orang mendengus sebal dan berhamburan masuk ke dalam kelas.

"Selamat, Sam!" Ucap mereka semua kompak membuat Samuel terkekeh karena merasa bangga.

"Makasih, eh, kalian jualan apa?"

"Cangcimen," balas Arong sambil melempar Samuel sebungkus kacang, kuaci dan permen, Samuel langsung menangkapnya.

"Alhamdulillah... Aku dapet 70 ribu, bisa lah beli kuota," ucap Junot kegirangan.

"Aku juga dapet 85 ribu, abis ludes dagangan ku, bisa lah buat ongkos nonton konser bang Haji Roma di Sleman sana," sahut Midun.

"Aku juga, bisalah buat beli kaos kaki," timpal Kemal yang masih ingat dengan nasib kaos kakinya.

"Aku juga dapet 45 ribu, walau gak sebanyak kalian, tapi bisalah buat beli pena sekotak, abisnya setiap baru beli suka ilang mulu," gerutu Arong curhat.

Samuel dengan rakus sibuk mengunyah kacang goreng dari Arong sambil melihat sekeliling lapangan yang mulai sepi. Tiba-tiba matanya tertuju ke arah Dinda, yaitu temannya Susan yang sedang lewat di depannya sambil membawa kerupuk kulit, mungkin kerupuk bekas kemarin yang Samuel belikan.

"Dinda!" Panggil Samuel membuat Dinda menoleh menatap Samuel.

"Apa?"

"Susan mana?" Tanya Samuel penasaran karena sedari tadi bertanding ia mencari keberadaan Susan, Samuel selalu berharap Susan menonton dan ikut menyorakinya.

"Sakit, tadi ada suratnya, kak," balas Dinda dan langsung pergi dari hadapan Samuel.

Samuel terdiam mematung di tempat, rasanya ia butuh tabung oksigen sekarang. Nafasnya tercekat. Ia benar-benar tak habis pikir saat mendengar kabar Susan sakit. Yang lebih parahnya adalah ... "Jadi? Dari tadi gue tanding capek-capek buat apa kalo Susan gak hadir buat nonton dan nyemangatin gue?" Ucap Samuel dengan mulut bergetar. "GUE KAN TANDING BUAT LO SUSANN!!!" teriak Samuel seolah mengasihani nasibnya.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now