5. Samuel Kena Mental

85 34 12
                                    

Samuel sedang menonton tv karena gabut dan paket Internetnya sudah habis, ia hanya memangku dagunya dengan bantal bergambar kartun Doraemon itu sambil menatap siaran TV yang menayangkan acara dangdut, mungkin pertama kali baginya setelah tak ada siaran lain lagi.

Samuel hanya tersenyum-senyum menonton siaran itu, disana sudah ada beberapa artis dangdut yang pernah main kerumah Samuel, wajar saja karena Ayahnya adalah orang terkenal.

Tiba-tiba pintu depan terbuka lebar, menampilkan Rasmi yang baru pulang dari warung terlihat ia sedang menenteng keranjang sayur. Ia langsung menghampiri Samuel.

"Sam, sudah makan?" Tanya Rasmi membuat Samuel menoleh.

"Udah, yang."

"Sholat Magrib sudah?"

"Sudah kok."

"Yasudah kalau begitu Eyang ke belakang ya, kalo mau makan kue, Eyang udah beliin wafer kaleng tadi," pamit Rasmi dan Samuel mengangguk.

Tak lama dari itu, Mahmud datang dari arah pintu depan dan datang menghampiri Samuel yang sedang duduk tenang dan tak menyadari keberadaan Mbahnya.

"Sam!" Tegur Mahmud sambil menepuk bahu Samuel, membuat Samuel tersentak kaget dan mengelus dadanya sabar.

"A-apa Mbah?"

"Sapu'in dulu teras depan!"

Samuel tanpa menolak langsung bangkit dari duduknya dan langsung menuju belakang untuk mengambil sapu ijuk. Saat itu juga Samuel keluar dari dapur, dan melihat Mahmud sedang rebahan sambil nonton acara TV.

"Kabar tak sedap datang dari seorang pengusaha kaya bernama Aditama."

Saat itu juga Samuel berhenti terdiam saat acara gosip di TV sedang menyiarkan ayahnya dan menampilkan sosok Ayahnya sedang merangkul seorang wanita yang tidak ia kenal di TV tersebut.

"Diisukan, pak Aditama sedang tertangkap basah sedang berjalan bersama dengan seorang artis muda yang bernama Fani di sebuah resort Bali."

Samuel memang terbiasa dengan kabar ayahnya yang suka sekali bermain wanita, tapi kali ini entah kenapa Samuel merasa turut sedih dengan perasaan ibunya.

Mahmud yang menonton itu langsung bangkit ke posisi duduk sambil menggelengkan kepalanya dan melotot tak percaya. "Ck, ck, ck, dasar ya Ayah kamu itu, suka sekali bermain wanita, sekalinya bajingan tetap bajingan! Ayah mu itu suka sekali menyakiti hati orang lain!" Ketus Mahmud tanpa peduli perasaan Samuel yang mendengar nama ayahnya disebut jelek oleh Mbahnya itu.

Samuel membuat nafasnya kasar, dan pergi begitu saja meninggalkan Mbahnya. Ia lebih memilih fokus melalukan apa yang disuruh Mbahnya menyapu teras, daripada harus menonton siaran TV itu dan kata-kata pedas yang keluar dari mulut Mbahnya.

****

Samuel duduk terdiam di ruang tamu sambil memandangi laptopnya seolah sedang menonton sesuatu. Raut wajahnya begitu sedih dengan apa yang ia tonton, terlihat ada teman-temannya sedang seru-seruan membuat mini vlog di akun YouTube Dion.

"Halo guys, di Vidio ini kita bakal kasih tau keseruan ulang tahunnya sohib kita, siapa lagi kalau bukan...

"GATRAA!!"

"YUUHUUU AYOK TEPUK TANGANN!"

Samuel hanya terdiam seolah matanya kosong menatap keseruan mereka semua, ia duduk di lantai beralaskan ambal itu sambil memangku tangannya di meja.

"Gila parah, habis berapa juta, Gat?" Tanya Dion ke Gatra yang ada di sebelahnya.

"Masa mainnya jutaan sih, miliaran dong!" Balas Gatra dan mendapat sorakan dari segelintir orang-orang yang ada di Vidio.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now