34. Savira Keceplosan

50 27 5
                                    

Hari ini Samuel terasa berbeda, biasanya ia akan lebih banyak ngebacot dengan kawan-kawannya, tapi sekarang jangan itu, teguran saja tidak. Samuel hanya meratapi nasibnya di pojokan kelas sambil menusuk-nusuk penghapus dengan pensil, karena ia gabut.

Tak lama dari itu, Samuel membanting penghapus yang sudah bentol-bentol itu karena ia kesal. Samuel menghembuskan nafasnya sambil memejamkan mata sejenak seolah mendinginkan pikirannya. Tak bisa dibiarkan seperti ini terus, ia rasa harus bertindak sesuatu.

Samuel pun berjalan keluar kelas untuk mencari seseorang yang menjadi sumber utama semuanya jadi kacau.

"Kak Samuel!" Tegur Savira membuat Samuel kaget.

"Nahh, pas banget, gue memang lagi mau nyari lo," ucap Samuel cepat membuat Savira tersenyum.

"Nyari aku? Hehehe, gak sabar mau latihan bareng ya? Yasudah ayok kita ke perpus, kebetulan ada mba Indah sebagai coach dan ma'am Deli yang sebagai guru pendamping--

"Dek!" Potong Samuel cepat membuat Savira mengerit bingung. "Dek, gue rasa gue gak jadi ikutan, deh."

"Lah, kenapa?" Tanya Savira kaget.

"Itu masalahnya ada di elo. Gue gak mau lihat Kemal dan Susan cemburu liat lo sama gue, so gue sama mereka serta kawan-kawan gue yang lain malah musuhan," jelas Samuel sambil memijit pelipisnya.

"Kan kita hanya sebatas temen latihan."

"But, they don't believe me."

"Ck, ayok lah, kak. Udah lusa nih kita lombanya, udah kelanjur juga nama kak Samuel dicatet mba Indah," desak Savira kesal.

"Biar gue sendiri yang ngadep coach lo."

"Tapi--

"Samuel, Savira," tegur seorang guru bahasa Inggris yang biasa dipanggil ma'am oleh anak murid. "Ayok kita latihan ke perpus, ibu cariin kemana-mana ternyata kalian disini."

Savira tersenyum saat ma'am Deli datang dengan waktu yang pas. Tanpa malu dan santai, Savira menggandeng tangan Samuel membuat Samuel kaget. "Ayok, kak!"

Samuel yang merasa terkurung dan bingung akhirnya merasa tidak enak membatalkan niatnya untuk berhenti lomba. Dengan pasrah dan berserah diri kepada yang diatas, Samuel ikut berjalan bersama mereka.

Seseorang sedari tadi melihat kedekatan Samuel dan Savira yang tertawa di sepanjang koridor menuju ke perpus sambil melihat Savira memegang tangan Samuel. Kemudian orang itu mengepalkan tangannya kuat.

***

Jam istirahat telah selesai, semua orang kembali ke kelas. Kecuali Samuel dan Savira yang masih latihan di perpustakaan untuk persiapan lomba, jadi mereka berdua sama-sama dispensasi.

Latihan pun berjalan dengan lancar, penampilan latihan Savira dan Samuel membuat ma'am Deli dan Indah terkagum-kagum, bahkan yang dikoreksipun hanya sedikit.

Prok ... Prok ...

"Good job! Kalian berdua memang sangat cocok untuk ikut lomba lusa nanti," puji ma'am Deli senang.

"Untuk Savira, jika kamu menang lomba lusa nanti, kamu akan saya angkat jadi the next leader of Langit biru English club setelah kamu kelas 11 di tahun depan," ucap Indah membuat Savira senang sekaligus malu-malu.

"Kalo saya?" Tanya Samuel sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kalo kamu ... Oh, harus jadi anggota resmi ekskul EC."

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now