26. Ketukan Hidayah Mahmud

42 18 0
                                    

Tak seperti biasanya, Samuel yang selalu semangat saat sarapan pagi, kini terlihat murung menatap sarapannya. Sadar akan keanehan Samuel membuat Rasmi dan Mahmud saling menoleh.

"Sam, kenapa kamu melamun?" Tanya Mahmud.

"Sam, masakan Eyang kurang enak ya?" Tanya Rasmi merasa tidak enak.

Samuel tiba-tiba sadar dan merasa bersalah langsung tersenyum terpaksa. "Enggak, kok, yang. Masakan Eyang enak banget kok. Cuman Sam lagi kepikiran aja."

"Kepikiran apa?" Tanya Mahmud membuat Samuel meneguk minumannya kasar.

"Kangen Mama."

"Yaampun ... Besok kan kamu berangkat kesana!" Kesal Mahmud langsung berdiri membuat Samuel panik.

"Ayok! Habiskan sarapanmu, kita ke sekolah sekarang buat ambil raport!" Kesal Mahmud sedikit membentak sambil berjalan ke arah luar.

Samuel jadi takut tak karuan. Terlihat dari cara Mbahnya marah saja membuat Samuel sudah berfikir macam-macam. Siap-siap saja jika Samuel nilai kecil, pasti dimarahi.

Samuel pun dengan cepat menghabiskan sarapannya dan segelas air putih, lalu beralih menatap Rasmi.

"Eyang, Sam berangkat ya, doa'in Sam," pamit Samuel sambil menyalami tangan Rasmi.

Rasmi tersenyum. "Hati-hati, Sam. Bismillah, jangan takut, Eyang selalu doa 'kan Samuel terus."

****

Mahmud dan Samuel sudah sampai di sekolah Langit Biru yang ramainya mengalahkan pasar kaget, banyak sekali orang tua para murid yang datang untuk mengambil raport anak mereka membuat Samuel jadi senyum kecut.

Samuel dan Mahmud kini sudah duduk di kelas Samuel yang ramai oleh teman-temannya juga wali murid, karena ruangan tidak cukup, alhasil para murid pun disuruh keluar dan menunggu orang tua mereka mengambil rapor di dalam ruang kelas.

"Samuel!" Tegur Junot menghampiri Samuel membuat Samuel senang karena sedari tadi ia selalu mencari teman-temannya.

"Untung ada lo," ujar Samuel lega. "Sumpah, not, gue takut. Lo takut gak?"

"Enggak, Sam. Soalnya aku rangking 9."

"Njir, tau dari mana lo?" Kaget Samuel panik karena ada sistem perangkingan.

"Liat aja tuh di jendela kelas, di tulis nama-nama 10 orang yang rangking," tunjuk Junot ke arah jendela kelas mereka.

Samuel pun dengan sigap menghampiri jendela kelasnya yang sudah di tempeli nama-nama anak murid yang masuk 10 besar. Samuel sangat berharap sekali ada namanya disana agar Samuel merasa tenang.

Tiba-tiba kaki Samuel melemas saat itu juga saat mengetahui tak ada namanya di kertas. Samuel malah melihat nama-nama sahabatnya seperti Junot yang peringkat 9 dan Kemal yang malah peringkat 1.

"Ya Allah, not. Gue panas dingin!" Ucap Samuel merinding dan rasanya ingin kabur.

Tiba-tiba ada Arong dan Midun yang berlari menghampiri Samuel dan Junot dengan wajah panik.

"Sam, aku takut, Sam!" Pekik Midun.

"Aku juga, Sam. Pasti habis ini mamak gebuk aku pakai sapu lagi!" Timpal Arong.

"Junot sama Kemal mah enak!" Sindir Midun merasa cemburu sambil menatap Junot yang memasang wajah tak enak.

"Tau tuh! Gak setia kawan!"

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now