16. Mantan Baru

67 21 1
                                    

Di malam hari, semua teman-temannya sudah tidur di ruangan TV bergelarkan tikar dan kasur lipat. Samuel malah keluar dari rumah untuk duduk di teras sambil menatap ke arah langit malam yang gelap. Suasana malam yang dingin membuat ia sedikit tenang untuk merenung sejenak.

"Duduk," ucap Samuel tanpa menoleh, ia bisa menebak dari farfumnya Deluna.

Deluna langsung kaget karena kehadirannya disadari oleh Samuel. Deluna pun duduk di kursi sebelahnya yang ada sebuah meja sebagai penghalang bagi mereka.

"Belum tidur kamu?" Tanya Samuel yang akhirnya menatap Deluna.

"Gimana aku bisa tidur kalo aku suka kepikiran bahwa ada yang mau aku ungkapin ke kamu dari dulu, tapi ragu."

"Kamu mau bicara apa?"

"Kamu ngerasa gak sih kalo kita sekarang udah beda? kamu kayak bukan Samuel yang aku kenal lagi," ucap Deluna seolah mengungkapkan semua keluh kesah nya. "Dan pasti kamu juga sebaliknya kan? Ngangep aku bukan kayak Deluna yang kamu kenal?"

Samuel terdiam cukup lama memandangi wajah cantik Deluna. "Kamu selama ini kemana, Del? Kamu belum jawab pertanyaan aku waktu itu, kalo kamu menghilang dan gak bisa dihubungi karena apa?"

"A-aku ... Sebenernya..." Gantung Deluna karena takut untuk jujur. "Aku ada pacar selain kamu waktu kamu pindah kesini," akhirnya Deluna jujur dengan perasaan lega campur aduk dengan rasa tegangnya.

Samuel terdiam mematung. "Siapa itu?"

"Adam," jawab Deluna membuat Samuel tidak kaget lagi, karena dari awal pacaran, sebenarnya Deluna mengincar Adam, teman satu ekskul basketnya Samuel. Tapi Samuel lebih dulu datang untuk pacaran dengan Deluna, membuat Deluna terbiasa dengan kehadiran Samuel.

"Kamu juga tau kan, Sam? Kalo keluarga aku tuh gak setuju kalo aku sama kamu?"

Samuel masih terdiam, memang benar, keluarga Deluna selalu melarang Deluna untuk jalan sama Samuel waktu masa pacaran mereka dulu. Keluarga Deluna selalu menganggap Samuel adalah cowok tidak baik, mengingat bahwa Samuel suka sekali mencari masalah di sekolah, tukang tawuran antar geng motor, dan ayahnya Samuel si Aditama juga suka kena kasus. Di tambah kasus sekarang, Samuel tidak naik kelas dan pindah ke kampung Mbahnya, hal itu tambah membuat keluarga Deluna tambah tak suka dengan Samuel.

"Samuel, apa kamu masih suka sama aku?"

"Masih, tapi udah beda."

"Sama, aku juga masih tapi udah beda, aku sayang sama kamu Sam. Tapi keadaan kayaknya yang gak mungkin bagi kita buat ngelanjut."

"Maaf, Del, kalo selama ini aku nyakitin kamu, kurang perhatian sama kamu, maaf juga selama kita pacaran aku belum sempurna buat kamu banggain," ucap Samuel bersungguh-sungguh menatap manik mata Deluna yang berkaca-kaca.

"Aku juga minta maaf karena aku ngilang dari kamu selama ini, aku juga main dibelakang disaat kita masih berhubungan," ucap Deluna yang akhirnya air matanya jatuh begitu saja. "Kita rasa cukup, Sam," lanjut Deluna dengan nafasnya tercekat.

Deluna pun berdiri sambil menghadap Samuel yang masih duduk. Samuel pun ikut berdiri menghadap Deluna membuat mereka saling berhadap-hadapan.

"Kita tetap Sahabatan terus ya?" Ucap Deluna dengan ragu.

Samuel tersenyum tegar sambil mengangguk mantap. "Pasti, kan kita putus baik-baik," balas Samuel sambil terkekeh pelan.

"Aku mau peluk kamu untuk terakhir kali boleh?"

"Boleh," balas Samuel sambil melebarkan tangannya. Saat itu juga Deluna langsung berhambur ke pelukan Samuel dengan erat.

Samuel mengelus rambut Deluna dengan lembut. "Baik-baik sama Adam disana ya, dia cowok baik-baik jadinya cocok sama kamu. Awas aja kalo kamu nyakitin dia, cukup aku aja yang barusan jadi sad boy karena abis diputusin sama top model," ujar Samuel bercanda.

SAMUEL : Si Anak Dari Kota (END)Where stories live. Discover now