Part 34 : 119

1.3K 207 17
                                    

Langkah kakinya tergesa-gesa dengan tangan yang sibuk dengan ponsel pintar miliknya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Langkah kakinya tergesa-gesa dengan tangan yang sibuk dengan ponsel pintar miliknya. Maniknya sesekali melirik jalanan didepan sebelum kembali fokus pada tampilan ponsel.

Kemudian menghubungi seseorang diseberang sana. Ponselnya lantas ditempelkan ke telinga, menunggu panggilan terjawab sembari terus melangkah menuju mobil hitam yang terparkir apik didepan sana.

"Halo." Lantas ketika panggilan terjawab, suaranya mengudara cepat.

"Jeongwoo, apa Haruto ada di rumah?" Sosok tersebut, Yoshi buru-buru melayangkan pertanyaan pada Jeongwoo yang berada diujung telepon.

Mesin mobil dinyalakan tepat setelah laki-laki berdarah Jepang tersebut duduk di balik bangku kemudi. Lalu saat jawaban Jeongwoo tersampaikan Jeongwoo mengangguk secara refleks.

"Tolong kirimkan titik lokasimu Jeongwoo." Mengubah mode panggilan dengan mode speaker, kini Yoshi sibuk melajukan mobilnya untuk membelah jalanan yang mulai sepi.

Jam telah menunjukkan waktu yang memasuki tengah malam. Tidak banyak kendaraan yang masih berlalu lalang. Bahkan dibeberapa jalanan hanya ada mobil Yoshi sebagai satu-satunya yang melintas.

"Jeongwoo tolong kirimkan titik lokasimu. Hyung akan menjemputmu."

"Menjemputku? Untuk apa hyung?" Pertanyaan yang Jeongwoo layangkan membuat Yoshi sedikit melirik ke arah layar ponselnya untuk waktu yang sangat singkat.

"Kau akan segera mengetahuinya."

"Tapi—

Sebelum Jeongwoo menyelesaikan kalimatnya, panggilan terputus secara tiba-tiba. Mengundang amarah Yoshi yang kian meninggi. Namun laju kendaraannya sama sekali tak menurun.

" Watanabe Haruto." Suaranya terdengar penuh kebencian, Yoshi mencengkram setir kemudi sebagai bentuk pelampiasan emosinya.

Disisi lain, Jeongwoo menatap kearah ponselnya yang telah mati

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Disisi lain, Jeongwoo menatap kearah ponselnya yang telah mati. Kehabisan daya. Kini pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Bak sebuah kebiasaan, Jeongwoo selalu dibuat berpikir banyak setiap harinya mengenai sesuatu yang begitu janggal.

119 [Hajeongwoo] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin