Part 13 : 119

2.2K 395 63
                                    

Telapak kakinya telah bertumpu pada jalanan di depan cafe tempatnya bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Telapak kakinya telah bertumpu pada jalanan di depan cafe tempatnya
bekerja. Hanya saja Jeongwoo terlalu malu untuk menunjukkan batang hidung nya pada bibi Kim.

Alasannya adalah, bahkan baru saja bekerja, Jeongwoo telah menggunakan kesempatan liburnya. Itu pun tanpa mengabari sama sekali. Dan sekarang, Jeongwoo bertanya-tanya apakah dirinya masih berhak bekerja di tempat bibi Kim.

Namun saat lamunannya kian membawa Jeongwoo terhanyut dalam, wanita paruh baya yang Jeongwoo pikirkan sejak tadi ternyata menangkap kehadiran sosok pemuda Park.

"Jeongwoo-ya!" Bersuara sedikit tinggi dengan langkah kaki terburu.

Jeongwoo telah sadar dari lamunannya dan detak jantung nya bekerja dua kali lipat. Memikirkan kiranya apa yang akan bibi Kim lakukan padanya. Apakah sebuah tamparan akan menjadi bayaran sebelum pemecatan dilakukan?

Namun faktanya jauh berbeda, pelukan hangat dari sosok wanita yang diam-diam Jeongwoo bayangkan sebagai ibunya untuk menghapus kerinduan malah memeluknya erat-erat.

Jeongwoo sempat terhuyung dengan tangan mengudara. Namun dengan lambat membalas memeluk meski otaknya tengah berusaha mencari jawaban akan aksi yang bibi Kim lakukan.

"Kau kembali nak? Aku begitu khawatir ketika tau jika kau tidak masuk bekerja selama dua hari tanpa kabar." Dalam kegugupan yang melanda, Jeongwoo hanya bisa menampilkan raut bersalah sebelum menundukkan kepala.

"Maaf bibi, aku jatuh sakit dan tidak tau harus mengabari dengan cara apa." Jeongwoo sama sekali tidak berbohong, selama ia berdiam diri karena sakit, Jeongwoo tidak bisa mengabari tempatnya bekerja.

Juga tidak bisa memaksa diri karena Haruto yang tetap di rumah selama dirinya jatuh sakit. Sedikit info jika hingga saat ini Haruto sama sekali belum mengetahui perihal Jeongwoo yang pergi bekerja.

"Tidak apa-apa nak. Tapi lain kali tolong kabari bibi ya? Bibi akan memberi Jeongwoo nomor ponsel bibi." Setelah mengangguk, Jeongwoo
diiring untuk masuk ke dalam.

"Aku baru tau ternyata cinta bisa menghancurkan segalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku baru tau ternyata cinta bisa menghancurkan segalanya." Hening melanda setelahnya.

Ruangan seolah diisi oleh kabut hitam yang dikeluarkan oleh kedua sosok laki-laki yang menatap satu sama lain membunuh.

119 [Hajeongwoo] ✔Where stories live. Discover now