Part 7 : 119

2.6K 492 21
                                    

Dua kebodohan yang biasa dilakukan seseorang adalah, bertindak tanpa berpikir atau berpikir tanpa bertindak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua kebodohan yang biasa dilakukan seseorang adalah, bertindak tanpa berpikir atau berpikir tanpa bertindak. Diantara keduanya, Jeongwoo merasakan kebodohan dua kali lipat saat dirinya sendiri tidak bisa berpikir ataupun bertindak untuk menyelesaikan semua yang telah dimulainya.

Mengetahui dengan benar jika telah terjebak dalam labirin yang dimasuki oleh dirinya sendiri. Jeongwoo merutuki tindakan bodohnya yang melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.

Lantas sekarang apa yang bisa dilakukan? Bahkan ketika seseorang yang dirasa mencurigakan mulai mengawasinya, dengan bodoh Jeongwoo tetap berdiri diam di depan reruntuhan rumah lamanya seperti orang idiot.

Kakinya seperti menginjak lem kuat yang membuatnya tidak bisa bergerak barang seinci pun untuk menjauh. Maka dengan tangan bergetar samar, Jeongwoo memanfaatkan ponselnya yang tergenggam apik di tangan.

Menggunakan indra pendengarannya yang menajam secara refleks untuk mendengar pergerakan dari seseorang tak diketahui yang kiranya sedang mengawasinya.

"Haruto b-bisakah kau datang ke rumah lamaku sekarang juga?" Membuat suaranya sekecil mungkin, Jeongwoo mensyukuri kecepatan Haruto dalam menanggapi panggilan ponselnya.

"Baik." Tepat setelah sang Watanabe menyanggupi, Jeongwoo memutus panggilan telepon untuk tetap berpura-pura seolah tidak mengetahui keberadaan orang itu.

Memakan waktu sedikitnya  lima belas menit, kehadiran Haruto membuat nafas Jeongwoo mengudara ringan. Sesak di dadanya sedikit terangkat meski Jeongwoo tidak berani untuk menoleh kearah sosok misterius tersebut berdiri.

Orang itu berdiri di tikungan gang kecil untuk menuju masuk lebih jauh dan menemukan box telepon terkutuk tersebut dan jika dilihat dari sudut pandang Jeongwoo hanya butuh menoleh sedikit ke kanan untuk melihatnya.

Jeongwoo sendiri tidak yakin jika orang itu tidak menyadari jika Jeongwoo telah mengetahui keberadaan nya. Karena selama menunggu sosok itu tetap berdiri di sana.

Kembali pada keadaan, Jeongwoo tersentak ketika tepukan di bahunya di dapat dari Haruto yang memandangnya cemas. Pakaian formal yang sama seperti saat pagi tadi sebelum Haruto berangkat bekerja masih membalut apik tubuh jangkung pemuda Watanabe.

"H-Haru—" Interupsi dari Haruto berupa pelukan menenangkan membuat Jeongwoo merasakan sengatan aneh di tubuhnya untuk beberapa detik sebelum membalas pelukan sepihak Haruto.

"Sstt.. Aku mengerti." Pelan-pelan Jeongwoo merasa Haruto membalik posisi. Membiarkan dirinya membelakangi tempat dimana sosok pengawas tersebut berdiri.

"Apa yang—" Jeongwoo kembali terdiam ketika mendapat sinyal dari Haruto untuk tenang.

"Jeongwoo pergi keluar dari tempat ini lebih dulu, ok?" Haruto berbisik pelan meski wajahnya tersenyum untuk menyalurkan ketenangan pada Jeongwoo yang mulai gemetar.

119 [Hajeongwoo] ✔Where stories live. Discover now