Part 20 : 119

1.9K 317 51
                                    

Saat malam tiba, Jeongwoo memberanikan diri untuk menghampiri Haruto yang sejak tadi telah masuk ke dalam kamar miliknya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat malam tiba, Jeongwoo memberanikan diri untuk menghampiri Haruto yang sejak tadi telah masuk ke dalam kamar miliknya sendiri. Membutuhkan satu jam penuh untuk Jeongwoo mengumpulkan keberanian.

Hingga akhirnya kedua kaki jenjang miliknya berhenti di depan pintu jati putih berukir yang membatasi kamar Haruto. Tangannya melayang, keraguan tentu masih membebani hati serta pikirannya.

Rencananya, Jeongwoo akan mengatakan yang sejujurnya mengenai pekerjaan yang di lakoni nya meski konsekuensi terburuk belum dapat Jeongwoo temukan jalan keluarnya.

"Masuk saja." Suara berat milik Haruto terdengar setelah Jeongwoo mengetuk pintu dua kali.

Nuansa gelap menjadi penyambut utama, sosok Haruto terlihat tengah terduduk di depan sebuah meja dengan lampu penerangan yang tidak mampu menyebar cahaya penuh di kamar luas milik laki-laki Watanabe.

"Jeongwoo?" Haruto terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. Menatap Jeongwoo dengan seluruh atensi yang di berikan sepenuhnya kepada laki-laki manis tersebut.

"Haru, aku ingin mengatakan sesuatu. " Atas ucapan yang Jeongwoo lontarkan, Haruto bangkit dari posisi awalnya.

"Duduklah dulu." Kemudian menunjuk ke arah kasur berukuran besar tersebut dengan dagu.

Jeongwoo mengikuti, kemudian di susul oleh Haruto yang turut mengambil tempat di sisi Jeongwoo.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu Jeongwoo? Oh! Atau Jeongwoo tidak menyukai rumah ini? Kita bisa mencari tempat tinggal yang baru." Tentunya, dengan cepat Jeongwoo menggeleng.

"Bukan, bukan itu. Aku—aku hanya ingin mengatakan jika aku—"

Lalu bunyi nyaring dari ponsel Haruto menginstrupsi.

"Tidak apa-apa, lanjutkan saja." Haruto tersenyum, mengabaikan panggilan entah dari siapa.

"Tidak, mungkin saja itu penting. Aku akan menunggu."

"Jeongwoo tidak keberatan menunggu?" Kemudian Jeongwoo menggeleng.

Lantas setelah memberi sebuah senyuman kembali, Haruto berlalu ke arah balkon kamarnya. Jeongwoo sendiri termenung di tempat.

Untuk mengatasi khawatirnya, Jeongwoo mengalihkan diri dengan memainkan ponsel. Jika saja berita utama hari ini tidak muncul.

"Astaga.. " Jeongwoo seperti kehilangan tenaga. Berita mengenai cafe tempatnya bekerja yang terbakar cukup membuatnya terkejut setengah mati.

Kebakaran itu tak menewaskan siapapun kecuali seorang pegawai yang kini terluka parah akibat tertimpa reruntuhan.

"Jeongwoo, ada apa?" Di tengah keterkejutannya, Haruto kembali dengan raut cemas.

Tak mendapat jawaban, Haruto coba mendekati teman serumahnya. Memfokuskan diri pada arah pandang Jeongwoo yang menuju pada layar ponselnya sendiri.

"Jeongwoo." Sekali lagi mencoba, Haruto berhasil mendapatkan atensi Jeongwoo meski tidak sepenuhnya.

119 [Hajeongwoo] ✔Where stories live. Discover now