Part 18 : 119

1.8K 332 102
                                    

Warn! 1k+ kata
Dilarang bosen ya.

Keramaian adalah pemandangan pertama yang Jeongwoo temukan ketika turun dari taxi online yang di gunakan nya sebagai sarana transportasi untuk pulang. Bahkan beberapa petugas polisi berseragam terlihat menyebar di sekitar area.

Ada apa sebenarnya?

Begitu banyak suara saling beradu. Tangisan adalah yang mendominasi. Hendak bertanya demi melegakan rasa penasaran namun Jeongwoo begitu cemas untuk mengetahui yang sebenarnya.

Haruskah ia mengabari Haruto?

Pilihan yang tepat. Jika saja sebuah pesan dari Haruto tak terbaca oleh penglihatan Jeongwoo. Pesan yang dikirim tiga jam lalu oleh pria Watanabe.

Haruto
Jeongwoo pergi kemana?

Haruto
Aku pulang lebih awal untuk membawakan beberapa cemilan sebagai buah tangan.

Haruto
Akan kutunggu :)

Oh tuhan! Manik Jeongwoo segera berpencar. Mengeledah sekitar demi menemukan sosok jangkung yang kini menyerbu membawa khawatir.

Lalu saat jeritan tangis dari wanita paruh baya yang menyerukan mengenai seorang buronan yang bersembunyi di lantai tempat apartemennya dan Haruto tinggal, tepat saat itu nafasnya tercekat sebelum sesak datang.

"Permisi, pak. Apa—apakah ada orang yang terjebak bersama orang itu?" Pada akhirnya Jeongwoo membuka suara.

Panik tak lagi dapat di bendung. Maka anggukan kepala yang di berikan oleh petugas itu adalah gerakan pertama yang membuat Jeongwoo hampir menjatuhkan diri hari ini.

"Kami telah mengamankan semua lantai untuk menghindari kemungkinan terburuk. Jadi tanpa sengaja beberapa orang masih terjebak di lantai yang sama dengan buruan kami." Petugas tersebut lantas terlihat sibuk.

Keributan akibat rasa panik, keterkejutan bahkan khawatir tercampur menjadi satu.

Namun Jeongwoo anehnya tak dapat bersuara. Terlalu kelu. Terlalu mengejutkan untuk diberikan reaksi yang bahkan masih berusaha di cerna oleh kinerja otaknya yang tiba-tiba melamban.

Artinya masih ada kemungkinan jika Haruto terjebak bersama buronan itu?

Setelahnya, langkah Jeongwoo dibuat cepat. Berlari bak kesetanan. Perihal rasa takut, sengaja di tenggelamkan untuk sementara. Haruto, Watanabe Haruto telah menjadi sosok penting untuk Jeongwoo.

Namun di kesekian langkah, ketika mendapati wajah tak asing yang baru saja keluar dari mobil hitam yang juga telah sangat familiar, membuat Jeongwoo berhenti.

Bahkan senyuman dengan tatapan mata yang menenangkan berhasil menangkap Jeongwoo untuk membeku sejenak dengan air mata yang siap menetes kapan saja.

"Jeongwoo sudah pulang?"

119 [Hajeongwoo] ✔Where stories live. Discover now