31.

34.1K 2.1K 297
                                    

"Sudah selesai?" Brianna menyambut Maia di mobil, yang baru saja keluar dari gedung Hood and Hood Consultant untuk mengundurkan diri dari sana.

"Sudah, Bri." Maia memakai sabuk pengaman dengan satu tangan, sementara tangan satunya sibuk menggendong Mirza. "Aku sedih keluar dari sini. Semua pegawainya baik-baik."

"Tapi demi Mirza kan?"

Maia menoleh ke arah Brianna sambil tersenyum. Brianna pun menyalakan mesin mobilnya lalu fokus menyetir. "Eh apa itu, Bri?" Maia menunjuk ke arah leher bagian bawah Brianna, dimana dia menemukan semacam bekas kemerahan.

"Anu.. Mmh.. Bukan apa-apa. Hanya digigit serangga." Brianna menggaruk bagian lehernya dengan nervous.

"Digigit serangga atau digigit Michael, hm?" Goda Maia.

"Shit, Maia! Shut up, okay?"

Maia pun tertawa keras yang membuat Brianna makin kesal. "Brianna, kita sudah dewasa. Kenapa sulit sih mengakui kalau kau dan Michael.."

"Fine!" Teriak Brianna memukul setirnya. "Ini ulah si rambut bunglon sialan!"

"Kau menikmatinya?"

"Tentu saja! Eh tidak maksudku! Dia memaksaku!"

"Kau bohong. Tidak apa-apa, Brianna. Bisakah sekali saja kau jujur tentang perasaanmu?"

Brianna terdiam sambil menggigit ujung jarinya. "I am in love with him. Damn aku malas mengakui ini."

"Michael pria yang baik, Brianna. Kalian cocok. Bukan begitu, Mirza? Kau suka auntie Bri bersama uncle Mikey kan?" Maia menatap Mirza lalu menoleh lagi ke arah Brianna.

"Sudah jangan menggodaku lagi."

"Kukira kau suka Harry Styles.."

"Pria keriting itu? Tidak, Maia. Dia menggodaku hari itu dan bisa menggoda wanita lainnya beberapa jam kemudian. No. Michael is better.." Brianna mengerlingkan satu matanya pada Maia.

"Look who's in love now.."

Sepanjang perjalanan, kedua sahabat ini saling menceritakan kisah masing-masing sambil tertawa. Mirza tidak kalah seru, terkadang pria mungil ini mengeluarkan suara seakan mengerti.

Saat mobil terhenti di lampu merah, Maia melihat sebuah toko perlengkapan bayi yang membuat Maia tertarik. "Brianna, aku ingin kesitu.." Maia menunjuk toko yang dia maksud.

"Maaf, Maia. Aku janji menjemput Lily setengah jam lagi. Bagaimana kalau besok?"

"Aku ingin sekarang, Bri. Aku tidak apa-apa kok kesana sendiri. Kau bisa menurunkanku disini.."

"Really? Aku bisa meminta Mikey menemanimu jika kau mau.."

"Tidak usah, Brianna. Aku ingin jalan berdua Mirza, I'll be fine.."

"Janji padaku jika ada apa-apa, langsung telpon aku ya?"

"Alright!"

Brianna pun memarkirkan mobilnya tepat di depan toko perlengkapan bayi, lalu menurunkan Maia yang menggendong Mirza.

Dengan sukacita, Maia mengambil beberapa pakaian bayi dan mainan. Kartu kredit yang Zayn berikan pada Maia membuat Maia dengan leluasa menggunakannya untuk kepentingan Mirza.

Setelah sekitar tiga puluh menit memilih barang-barang untuk Mirza, Maia menuju ke kasir untuk membayar. Maia tidak menyadari ada seseorang di luar sana yang memperhatikannya sambil tersenyum dari balik kaca toko.

"Terimakasih sudah berbelanja, Nyonya!" Sapa sang kasir sambil memberikan paper bag berisi belanjaan Maia.

"You're very welcome!" Balas Maia, lalu mengambil paper bag tadi dan langsung keluar toko.

WORDS ✖️ ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang