18.

28.7K 2.1K 359
                                    

"Brianna.." Lirih Maia sambil membuka matanya perlahan.

"Maia? Kau sudah sadar?" Brianna yang sejak tadi tidak menggeser badannya dari samping tempat tidur Maia pun makin mendekat ke arah sahabatnya lalu menggenggam tangan kiri Maia yang sedang diinfus.

"Apa yang terjadi? Aku dimana, Bri?"

"Di rumah sakit. Kau pingsan selama tiga jam."

Tangan kanan Maia memegang perutnya yang terasa ngilu. "Bayiku? Bayiku bagaimana, Bri?"

Brianna tersenyum tipis. "Dia baik-baik saja. Kau mengalami pendarahan tapi dia kuat di dalam sana. Aku yakin keponakanku ini akan menjadi seseorang yang tegar dan tidak mudah goyah!"

"Tapi perutku sakit sekali, Bri.." Ucap Maia meringis.

"Iya itu efek pendarahan tadi. Tapi dokter bilang itu normal. Sebentar lagi akan baik-baik saja. Mau minum?"

Maia mengangguk lalu berusaha bangkit dari tidurnya, Brianna menyambutnya dengan mengambilkan gelas berisi air mineral dan meminumkannya pada Maia. "How about Zayn? Where is he?"

Brianna menghela napas sekejap. "Aku tidak tahu. Mungkin di kamar sebelah."

"Kamar sebelah? Apa dia sakit juga?"

"Jadi..."

Flashback on.

"BRIANNA!" Terdengar teriakan Maia dari dalam kamar yang membuat Brianna dan keempat pria lainnya tersentak.

"Open the door, asshole!" Ucap Brianna sambil menggedor-gedor pintu kamar Zayn. Sementara di dalam, Zayn panik melihat tubuh perempuan di hadapannya tergeletak di lantai dengan darah mengalir tiada henti.

'Fuck! What the hell is happenning?'

"Malik! Buka pintunya!" Kali ini Harry ikut-ikutan bersuara.

Dengan tubuh mengeluarkan keringat dingin dan pikiran meracau, Zayn meraih access card kamarnya dan membuka pintu.

"Mana Maia?" Tanya Brianna dengan nada tinggi. Zayn hanya diam dan menunjuk Maia yang tidak berdaya di lantai. "WHAT DID YOU DO, JERK?" Tanpa memberi kesempatan Zayn menjelaskan, Brianna langsung meninju hidung Zayn sampai mengeluarkan darah. Harry dan Niall memegangi Brianna namun dengan mudah Brianna menepis mereka berdua lalu menghampiri Zayn lagi yang mundur beberapa langkah. "YOU'RE SUCH A DICK!" Satu pukulan lagi diterima Zayn di sisi hidungnya yang lain. Lalu Brianna mendorong tubuh Zayn sehingga menabrak lampu meja kamar dan terjatuh. Zayn tersungkur tidak berani melawan perempuan yang satu ini.

"Brianna, enough! Kita harus membawa Maia ke rumah sakit segera!" Teriak Liam.

Brianna mengatur napasnya lalu menuju tubuh sahabatnya dan menggendongnya dengan sekuat tenaga.

"Hey, aku bisa membantu." Tawar Liam.

"Get off! Kalian semua pria pengecut!" Brianna pun membawa Maia yang masih pingsan dan darahnya berceceran.

Sementara keempat pria di ruangan itu menghampiri Zayn yang nampaknya kesakitan. "You okay, mate?" Tanya Niall.

"Take me to hospital now." Jawab Zayn sambil terus memegangi hidungnya yang sudah kacau bentuknya itu.

Flashback off.

"Kau menggendongku?" Tanya Maia. Brianna mengangguk pasti. "Apa aku tidak berat?"

"Tidak seberat guru taekwondoku yang pernah kubanting, Maia. Aku senang karena secara tidak langsung akulah orang pertama yang mendapat kehormatan menggendong keponakanku." Kata Brianna sambil tertawa.

WORDS ✖️ ZAYN MALIKWhere stories live. Discover now