15.

28.7K 2.1K 25
                                    

Maia menundukkan wajahnya menunggu wanita di depannya yang sedang membaca secarik kertas.

"Jadi kau minta cuti?" Tanya Madison dibalik kacamatanya yang melorot sampai hidung.

"I.. Iya, Nyonya. Selama 4 hari."

"Alasannya?"

Maia menghela napas sejenak. "Aku.. Aku akan pergi mengunjungi tunanganku di Melbourne. Dia sedang sakit."

Madison menatap Maia sekejap lalu kembali sibuk membaca secarik kertas tadi. "Sebenarnya tidak boleh, Nona Mitchell. Karena kau belum genap 3 bulan ada disini." Madison mengambil pena di kiri mejanya. "Tapi karena aku juga pernah sepertimu, hamil dan suamiku tinggal berjauhan denganku, untuk kali ini kau kuizinkan."

Senyum mengembang di bibir Maia, matanya juga berbinar. "Benarkah?"

"Ya. Tapi ingat, setelah cutimu, kau akan lembur selama 4 hari juga. Apa kau siap?"

"Tentu, Nyonya!" Jawab Maia mantap.

Madison pun menandatangani surat permohonan cuti Maia. "Salam untuk tunanganmu dan tetap jaga kesehatan bayimu." Madison menyerahkan surat tadi kepada Maia.

"Pasti, Nyonya Madison. Terimakasih banyak!" Maia meninggalkan ruangan dengan hati gembira. Entah gembira karena akan bertemu Zayn lagi atau gembira karena dia tau dia akan menang dalam pembuktian siapa anak dari janin yang dikandungnya.

'We will meet your Dad, baby.'

***

"Cepat, Maia! Pesawatnya akan berangkat 2 jam lagi!" Brianna sejak tadi berdiri menyenderkan tubuhnya di pintu flat Maia.

"Sebentar, Bri. Aku lupa dimana menyimpan vitaminku. Astaga.." Maia masih mencari-cari letak vitaminnya sejak 15 menit yang lalu. "Nah ini dia!" Akhirnya Maia menemukannya di kolong tempat tidurnya.

"Bagaimana bisa vitamin ada disana? Apa kau meminumnya sambil tidur huh?" Tanya Brianna memutar bola matanya.

"Sudah. Ayo, Bri!" Maia pun menjinjing travel bag nya sementara Brianna hanya membawa satu ransel.

Mereka berdua langsung menuju mobil Brianna. Niatnya mereka akan menginapkan mobil Brianna di bandara sehingga tidak perlu menyewa taksi. "Shit!" Umpat Brianna saat dia berkali-kalo gagal menyalakan mesin mobilnya. "This is what I hate about old fucking car."

"Mogok?"

"I don't know. Setauku tadi baik-baik saja." Brianna kembali mencoba menjalankan mobilnya tapi gagal. "Fuck! Ayo kita naik taksi saja, Maia!" Brianna membuka seatbeltnya dan siap mendorong pintu mobilnya sebelum Maia menahannya.

"Tunggu, Bri. I think I have better idea." Maia mengarahkan pandangannya pada kedai eskrim Mikeymike di sebrang flatnya.

"What's your idea?"

Maia melepaskan seatbeltnya dan meninggalkan Brianna di dalam mobil. "Kau tunggu disini."

Brianna cuma melipat tangannya di depan dada sambil menunggu temannya yang entah akan melakukan apa. Beberapa menit kemudian Maia datang bersama.. "Oh shit.." Lagi-lagi Brianna mengumpat hari ini.

"Having trouble with your car, Brianna?" Tanya pria berambut biru cerah sambil menundukkan tubuhnya dan menjulurkan kepalanya ke jendela mobil.

"As you see." Jawab Brianna dingin.

"Aku bisa mengantarmu dan Maia ke airport. Karena kulihat taksi penuh. Ini weekend kan?"

"No, Michael. No."

"Ayolah, Bri. Kau tidak mau kita telat kan? Keponakanmu juga sangat ingin menaiki Range Rover milik Uncle Michael." Ucap Maia sambil menggoda.

"Kau sungguh keterlaluan, Maia." Kali ini Brianna tidak bisa berbuat banyak selain turun dari mobil dan mengambil barang-barangnya lalu dipindahkan ke dalam mobil Michael.

"No, Brianna. Aku yang duduk di belakang." Perintah Maia saat Brianna akan membuka pintu kursi belakang mobil Michael.

"What the fuck, Maia?"

"Jangan berkata kasar. Keponakanmu bisa dengar." Kata Maia enteng sambil menaiki kursi belakang mobil. Dengan cemberut, Brianna duduk di depan, di samping Michael yang sudah siap mengendarai mobilnya.

"So ladies, are you ready?" Tanya Michael.

"Jangan kebut-kebutan, pale skin boy. Maia sedang hamil." Ucap Brianna tanpa menoleh ke arah Michael.

"Copy that, Miss." Balas Michael.

"Kalian sangat serasi." Komentar Maia.

"Jangan banyak bicara, Maia. Atau.."

"Atau apa, Brianna?"

"Sudahlah.." Maia hanya tersenyum melihat tingkah Brianna yang kikuk karena Michael di sebelahnya. Sementara Michael terlihat sangat menikmati perjalanan ini dan melirik ke arah perempuan berambut pixie di sampingnya beberapa kali.

Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di Sydney Airport. Michael membantu Maia dan Brianna menurunkan barangnya. "Terimakasih Michael!" Ucap Maia sambil tersenyum lebar. Sementara Brianna masih dingin menghadapi fans nya di masa lalu ini.

"Have a safe flight you two!" Michael membalas senyum Maia sambil melirik Brianna.

"Yeah, sure!" Kata Maia lagi. Lalu mereka berdua pun meninggalkan Michael tapi tiba-tiba Michael menarik pergelangan tangan Brianna.

"Bri.." Seketika Brianna menepis genggaman Michael.

"Don't touch me!" Brianna pun kesal.

"Sorry. I just.. I think I can fix your car. Would you give me the key?"

"No. Thanks. Aku akan suruh Dad membetulkannya. Dia punya kunci cadangan mobilku." Tapi Maia tidak membiarkan ini, dia dengan paksa merogoh saku jeans Brianna dan mengambil kunci mobil Brianna disana.

"Here is the key, Michael. Make sure the car is fine as we arrive here."

"Damn, Maia!" Brianna kembali gusar akan tingkah sahabatnya.

"Thank you, Maia. Aku berjanji akan memperbaikinya." Michael pun memberikan senyum termanisnya pada Brianna yang masih jengkel lalu pergi meninggalkan airport.

"For God's sake, Maia Mitchell, you pissed me off!"

"Did I?" Goda Maia enteng.

WORDS ✖️ ZAYN MALIKΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα