7.

32.9K 2.3K 361
                                    

"Mau kemana, Malik?" Harry yang sedang asyik duduk memainkan ponselnya bertanya pada Zayn yang sudah memakai jaket kulit menuju pintu.

"Bar. Ikut?"

"Ayolah, Zayn. Bahkan kita baru sampai. Kau tidak lelah?" Tanya Harry lagi.

"Mood ku sedang tidak baik, Styles. I need a bit of alcohol and a lot of sex." Jawab Zayn dingin.

"Holyshit aku suka kalimat terakhirmu itu. Okay aku ikut." Harry pun beranjak dari sofa nya dan berjalan mengikuti Zayn ke bar yang letaknya 2 lantai dibawah kamar hotel mereka.

Zayn dan Harry memilih sofa di ujung bar setelah memesan beberapa botol minuman. Anyway, mereka sedang berada di salah satu hotel di Marina Bay Sands, Singapore. Dan besok mereka akan melanjutkan On The Road Again Tour mereka di Singapore National Stadium.

"Apakabar Perrie?" Harry menuangkan vodka ke dalam gelasnya.

"Baik. Tapi aku tidak sempat bertemu dengannya saat day off kemarin." Zayn menghisap batang rokoknya. Seperti biasa.

"Why? Bukannya kalian tinggal serumah?"

"Dia sedang sibuk. Sudahlah." Entah mengapa Zayn malas sekali membahas Perrie sekarang. Walaupun sejak awal Zayn tau kesibukan mereka masing-masing sangat berpengaruh pada hubungan mereka, mereka tetap menjalani ini. "Styles.."

"Hmm?"

"Perempuan dengan dress ketat warna maroon arah jam 3. Your type."

Harry pun melayangkan pandangannya pada perempuan yang Zayn maksud. "Yang berambut pirang?" Zayn mengangguk. "Apa maksudmu dengan tipeku, Malik? Hanya karena dia selintas mirip Taylor Swift?"

"Tentu saja." Zayn menjawab sambil tersenyum jahil.

"No. Malik. No." Harry tertawa. "Bagaimana dengan wanita dengan tanktop hitam di arah jam 10?"

Zayn mencari perempuan yang Harry maksud. "Shit. She's hot."

"Aku tidak pernah gagal, Malik." Ucap Harry dengan bangga sambil meneguk minuman dari gelasnya.

"She'll be mine tonight." Kata Zayn percaya diri.

"Calm down, Malik. Kau ini sudah bertunangan tapi tetap tidur dengan siapapun sesukamu. Dasar pria brengsek." Harry pun tertawa lagi.

"I told you I need sex. Then I'll get it, Styles." Zayn masih mengarahkan pandangannya pada wanita tanktop hitam tadi. Wanita itu pun salah tingkah namun berharap Zayn mendatanginya sekarang juga.

"Whatever, Zayn. Go get your bitch and I'll find mine."

"Great."

Zayn pun berjalan menuju perempuan tadi. Perempuan dengan wajah sedikit Asia, berambut hitam bergelombang dan memakai tank top hitam serta rok pendek berwarna dark blue. Setelah mengobrol beberapa lama, Zayn berhasil merayu perempuan tersebut. Harry hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya. "Dasar pria biadab." Bisik Harry sebelum menghabiskan minumannya.

***

"Habiskan makananmu, Maia." Brianna menatap tajam mangkok yang masih penuh di depan Maia.

"Aku tidak bernafsu makan, Bri." Jawab Maia lemas.

"Aku tidak mau keponakanku tidak sehat gara-gara ibunya tidak makan. Eat, Maia."

Dengan lesu, Maia mengambil sendok dan garpu dan mulai memakan makanan aneh di depannya. "Apa sih ini?"

"Laksa Singapore. Seperti kare. Habiskan ya. Setelah ini kita ke hotel dan beristirahat." Maia cuma mengangguk sambil sedikit-sedikit menyentuh laksa tadi.

"Padahal kau tidak perlu melakukan ini, Bri. Ini kesalahanku, kenapa jadi kau yang sibuk."

"Karena kau pasti hanya akan diam menunggu anak itu lahir, Maia. Tanpa membiarkan Zayn bertanggung jawab. Aku tidak peduli siapa dia, dia harus menanggung perbuatannya."

"Aku tidak tau membalas kebaikanmu dengan cara apa, Bri. Tiket pesawat ini, biaya semuanya ini.."

"Sudahlah. Aku tidak merasa direpotkan kok." Brianna tersenyum.

"Bahkan sudah larut malam seperti ini, Singapore ini panas sekali, Bri."

"Negara tropis, Maia."

Rencananya, besok mereka akan berusaha menemui Zayn di tempat konser. Terdengar seperti mission impossible, tapi dengan bermodal keyakinan, Brianna yakin bisa bertemu pria kurang ajar yang sudah menghamili sahabatnya.

Will they make it?

WORDS ✖️ ZAYN MALIKWhere stories live. Discover now