16.

29.9K 2.1K 116
                                    

"Baby.. Stop. Please.." Zayn meringis saat Perrie tidak menyerah untuk menggigit dan menjilat lehernya dengan maksud menggodanya.

"Zaynie.. I want my morning sex.." Bisik Perrie sambil terus memeluk tubuh Zayn dari belakang. Sementara Zayn masih bermalas-malasan dibalik selimutnya dengan kondisi tanpa mengenakan apapun.

"We had a rough night, remember? Now please let me sleep, baby?" Pinta Zayn tanpa merubah posisi tidurnya yang membelakangi Perrie.

"You changed a lot!" Perrie geram. Dia pun bangun dari tempat tidur dan duduk bersandar pada tempat tidur.

"Baby, aku masih jetlag." Ucap Zayn dengan suara serak paginya.

"What-ever!" Perrie beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia keluar dari sana dan sudah berpakaian rapi, dengan floral mini dress dan high heels nya. Rambut pirangnya dia biarkan terurai. Perrie langsung menuju meja rias untuk menata wajahnya.

"Mau kemana, baby?" Tanya Zayn yang sadar bahwa Perrie akan pergi.

"Entahlah. Mungkin shopping bersama Leigh Anne. Dia juga sedang berada di Seattle." Jawab Perrie sambil memulas bibirnya dengan lipstick.

"Masih pagi, baby."

"I don't care. Tunanganku tidak berguna dan membosankan." Perrie lalu mengambil handbag nya dan pergi. Zayn cuma menghela napas dan kembali menarik selimutnya.

'See? Perempuan itu membingungkan.'

***

"Hello Seattle.." Brianna menyanyikan penggalan lagu Owl City itu sambil turun dari taksi.

"Dimana kita, Bri? Kenapa kita berhenti disini?" Tanya Maia sambil bersusah payah menjinjing travel bag nya, kepalanya menengadah keatas melihat bangunan tinggi berwarna merah bata di depannya.

"Ayo cepat masuk!" Ajak Brianna yang menarik tangan Maia. Maia cuma mengikuti sahabatnya sambil pandangannya terus menatap sekeliling.

Maia makin takjub dengan kemewahan bangunan tempat dia berada sekarang. Dengan konsep classic luxury, hotel bernama Worldmark ini berhasil membuat Maia tidak mengedipkan mata. "Untuk apa kita disini, Bri?"

"Menginap tentu saja." Jawab Brianna enteng sambil mengantri di counter resepsionis hotel.

"Kau gila? Ini pasti mahal sekali!"

"Tapi aku punya cukup uang."

"Kita bisa menginap di hostel atau motel saja, Bri."

"Tidak. Aku yakin mereka pasti menginap disini."

Maia tertegun. "Bagaimana kau bisa seyakin itu? Di depan sana juga masih banyak gedung hotel mewah lainnya, Bri."

"Worldmark mendapat review paling baik di TripAdvisor. Dan hotel ini juga hotel paling mewah yang terdekat dengan venue konser, CenturyLink Field."

Maia melongo mendengar penjelasan Brianna. "Kau mencaritau sampai sedetail itu?"

"For you." Ucap Brianna sambil senyum, lalu dia maju saat resepsionis memanggil namanya untuk verifikasi data sebelum check in. "Atas nama Brianna McEvans, please.."

Resepsionis pun fokus dengan komputer di depannya untuk mencari data nama Brianna. Beberapa menit kemudian, sang resepsionis mengambilkan kartu akses hotel dan menyerahkannya pada Brianna. "Room 675, lantai 6 lalu belok kanan, Miss. Semoga pelayanan kami memuaskan. Have a good stay, Miss McEvans.." Resepsionis itu tersenyum dan Brianna membalasnya.

"Ayo! Lift sebelah sana, Maia!" Lagi-lagi Brianna menarik tangan Maia tidak sabaran.

Brianna berjalan setengah berlari membuat Maia kesulitan mengikuti langkah Brianna. "Easy, Bri.. Kau lupa aku hamil?" Tapi Brianna terlalu excited sampai-sampai..

Bruk!

"Hei! Hati-hati dong!" Seorang wanita berambut pirang tertubruk Brianna dan dia memasang wajah tidak suka.

"Anda juga jangan bermain ponsel ketika jalan, Nona!" Balas Brianna tidak kalah sengit.

"Kau sungguh menghabiskan waktuku!" Perempuan berambut pirang itu pun berlalu. Sebelumnya, dia memberikan tatapan sinis pada Brianna.

"Dasar perempuan so' cantik!" Hardik Brianna. Maia hanya mematung sambil melihat perempuan tadi lewat di depannya.

"Bri.." Bisik Maia.

"Apa, Maia?"

"Yang tadi itu Perrie Edwards, tunangan Zayn.."

WORDS ✖️ ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang