10.

32.5K 2.2K 305
                                    

"Zayn, apa kau baik-baik saja?"

"Yeah. Aku baik-baik saja."

"Syukurlah. Aku bermimpi buruk tentangmu beberapa hari kemarin."

"Jadi kalau kau tidak bermimpi buruk, kau tidak akan menghubungiku hm?"

"Mengapa harus aku yang menghubungimu duluan? Bagaimana denganmu? Terlalu sibuk hanya sekedar mengirimku pesan?"

"Perrie Edwards, jangan mulai pertengkaran ini. Aku bosan."

"Bosan? Bahkan kemarin kau pulang ke London kita tidak bertemu Zayn!"

"Oh itu karena kau terlalu sibuk. Entah apa yang membuatmu sibuk. Padahal aku selalu dirumah. Ck."

"Kau tidak berusaha menemuiku, Zayn!"

"Haruskah? Mengapa bukan kau yang mencoba mencariku?"

"Zayn.."

"Aku malas beradu argumen denganmu. Goodnight."

Klik.

"Bertengkar lagi huh?" Tiba-tiba Harry muncul dan duduk di sebelah Zayn.

"Ya. Wanita memang memusingkan. Entah apa mau mereka." Zayn meraih pemantik dari saku celananya dan membakar rokoknya. "Aku makin malas berhubungan dengan wanita."

"Jadi kau akan menjadi gay?"

"Sepertimu?"

"Sialan!" Harry mendorong lengan Zayn dan Zayn tertawa. "I'm straight!"

"Kau dan Louis seperti pasangan gay."

"Shut up, Malik! Kau terlalu banyak membaca mention fans di Twitter!" Harry menyandarkan tubuhnya pada sofa. "Malik, bagaimana kalau perempuan kemarin benar-benar hamil anakmu?"

"Fuck you, Styles. Jangan membuat situasi makin keruh." Zayn menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Hei aku hanya bertanya!"

"Tentu aku tidak akan bertanggung jawab. Mungkin aku akan kirim uang saja untuk tutup mulut."

"Brengsek!" Harry tertawa keras. "Tapi kau lihat kan, sahabatnya menyeramkan!"

"Aku tidak takut." Jawab Zayn singkat.

"Kau memang iblis berwajah malaikat, Malik."

"Aku tampan, Styles."

Kemudian ponsel Harry berbunyi nada panggilan. Layarnya menunjukkan bahwa yang meneleponnya adalah Louis. "Harry Gorgeous Styles is speaking.."

"Sapaan macam apa itu!"

"Well, ada apa babycakes?"

"Hell. Stop mentioning that nickname. Disguisting."

"Kau yang memulai. Hahahhaa! Ada apa, Lou? Sebegitu malasnya kah kau menggeser bokongmu untuk pergi ke kamarku sehingga harus menelepon?"

"I am naked for your info. Aku habis bersenang-senang. Ada 3 stripper di kamarku. Mau tidak?"

"Kau yakin mereka perempuan? This is Thailand, Lou."

"Yakin, Styles. Ada jaminan disini. Cepat kemari."

"Be there in 5 minutes with Malik."

Klik.

"3 strippers in Louis' room. Join? Semoga kau belum muak dengan perempuan."

"Tentu aku join. Come on."

***

"Kau bisa bekerja mulai besok, Nona Mitchell. Ini seragammu. Kuharap kau tepat waktu." Wanita 30 tahunan bernama Madison itu pun memberikan 3 pasang seragam pada Maia.

"Terimakasih banyak, Nyonya. Aku berjanji akan memberikan yang terbaik!" Maia menerima seragam tadi dengan sukacita.

"Baiklah. Kau bisa pergi sekarang. See you tomorrow!"

Maia melangkahkan kakinya keluar dari gedung kantor Hood and Hood Consultant dengan girang. Dia mengelus perutnya sambil berkata dalam hati 'Mom punya pekerjaan baru, sayang. Kamu harus kuat ya' lalu menaiki bus kota yang melintas.

Maia : Brianna! Aku dapat pekerjaan baru!
Brianna : Whoa! Pekerjaan macam apa? Sekiranya menguras keringatmu atau membuatmu stres lebih baik tidak usah. Itu berpengaruh pada keponakanku.
Maia : Tidak, Bri. Aku bekerja sebagai staf administrasi sebuah perusahaan konsultan pendidikan.
Brianna : Bagus kalau begitu. Tetap jaga kesehatanmu.
Maia : Kau sedang dimana, Bri?
Brianna : Kampus. Sebentar lagi pulang kok.
Maia : Kau juga jaga kesehatan ya! Eh ada kedai es krim baru dekat flatku. Besok sepulang kerja kutraktir bagaimana?
Brianna : Nay, Maia. Simpan saja uangmu untuk keponakanku.
Maia : Mentraktirmu tidak akan membuatku bangkrut, Bri. Lagipula keponakanmu sedang ingin es krim rasa greentea.
Brianna : Baiklah. Berjumpa besok. Love you!
Maia : Love you more!

WORDS ✖️ ZAYN MALIKWhere stories live. Discover now