13.

29.5K 2.2K 224
                                    

Jam menunjukkan pukul 8 malam dan Maia masih sibuk dengan tumpukan file di kubikelnya. Rekan kerjanya sakit hari ini dan Maia terpaksa bekerja double agar weekend nya tidak perlu ke kantor.

Brianna : Maia, kau lembur?
Maia : Iya, Bri. Maaf. Apa kau tadi ke flatku?
Brianna : Ya. Mengantar muffin. Tapi sudah kutitipkan ke tetangga sebelah.
Maia : Baiklah. Terimakasih Bri.
Brianna : Hey jangan memaksakan tubuhmu jika tidak kuat! Sudah kubilang pilih pekerjaan yang benar!
Maia : Aku dan keponakanmu kuat, Bri. Sudah makan banyak hari ini.
Brianna : Akan kucincang bosmu jika kau sakit.
Maia : Ya Tuhan kau terdengar seperti Jig Saw.
Brianna : Shut up.
Maia : Kau sudah di rumah?
Brianna : No. Aku di tempat latihan.
Maia : Latihan? Latihan apa?
Brianna : Taekwondo, Maia. Mulai hari ini aku mengajar lagi!
Maia : Hey Samuel akan marah besar!
Brianna : Dia tidak akan tau.
Maia : Untuk apa kau mengajar, Bri? Kau tidak lelah seharian di kampus?
Brianna : Mendapat uang tambahan untuk kita ke US nanti, Maia.
Maia : Ke US?
Brianna : Zayn akan ada di US beberapa minggu ke depan. Kita akan ke sana untuk tes DNA.
Maia : Brianna!!
Brianna : Aku tidak menerima penolakan.
Maia : I hate you.
Brianna : I love you more. Aku mengajar dulu. Bye.

Maia menghela napas membaca chat nya bersama Brianna. Maia mengira Brianna tidak serius dengan tes DNA itu, tapi ternyata Brianna lebih memikirkan hal ini daripada Maia.

Maia kembali ke pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi itu. Setelah selesai, Maia membereskan mejanya dan segera pulang.

'Mom lelah sekali hari ini, sayang. Kau baik-baik saja disana?'

Sudah 30 menit Maia berdiri di depan gedung kantornya tapi tidak ada satupun taksi yang kosong. Mungkin karena ini hari Jumat. Bus kota pun sudah tidak beroperasi jam segini.

Namun tiba-tiba Aston Martin DB5 melintas di depan Maia dan berhenti. Dari arah kursi pengemudi, pengemudinya membuka jendela.

"Hey, kau baru pulang?" Pria dengan jambul berwarna pirang adalah orang yang Maia lihat. Iya, dia adalah pria yang sama dengan yang Maia lihat di ruangan direktur beberapa hari lalu.

"I.. Iya. Aku sedang menunggu taksi." Jawab Maia gugup.

"Masuklah. Akan kuantar." Pria itu membukakan pintu penumpang tanpa beranjak dari kursinya. Maia terdiam sekejap karena takut pria ini macam-macam mengingat apa yang pernah Zayn lakukan. "Hey.. Aku bukan pria jahat. Masuklah!" Maia pun menuruti apa kata pria itu.

Saat baru saja duduk di kursi penumpang, seorang anak perempuan muncul dari kursi belakang. "Calum, siapa ini?"

'Jadi pria ini bernama Calum.'

"Salah satu karyawan Mom, Candy. Sudahlah duduk yang benar. Kita akan mengantar dia dulu baru pulang ya?"

"Baiklah, Calum." Anak perempuan itu pun kembali ke tempat duduknya dan memainkan iPad nya.

"Lembur?" Tanya Calum pada Maia yang sejak tadi hanya diam.

"I.. Iya."

"Jangan gugup. Anyway aku tidak tau namamu."

"Maia." Calum hanya mengangguk sambil pandangannya fokus pada jalanan di depan. Sesekali Calum menghentakkan tangan dan kakinya mengikuti irama lagu We The Kings - Check Yes Juliet dari radio mobilnya.

"Calum, bisakah kau mengganti lagunya? Membuatku pusing." Candy kembali memunculkan kepalanya diantara dua kursi penumpang di depan.

"Sudahlah duduk saja, Candy."

"Tidak, Calum! Aku ingin menyetel lagu ini!" Candy menyerahkan CD FOUR milik One Direction kepada kakaknya.

"No way. Setiap hari kau mendengarkan lima lelaki feminim ini. Menjijikan, Candy!"

"Apa katamu? One Direction adalah idolaku! Mereka adalah cinta sejatiku!"

"Cih! Tau apa kau anak dua belas tahun tentang cinta sejati!"

"Maia! Kau pasti suka juga dengan One Direction kan?" Kali ini Candy meminta dukungan Maia. Seketika tubuh Maia mengeluarkan keringat dingin mendengar kata One Direction.

"Tentu. Semua perempuan pasti menyukai mereka." Jawab Maia singkat disertai senyum palsu.

"Don't do this to me, Maia." Calum berbisik sambil dengan malasnya mengganti CD We The Kings dengan CD One Direction.

Pikiran Maia pun langsung melayang ke hari dimana dia menonton konser One Direction. Hari yang awalnya ia pikir akan menjadi hari terbaik selama hidupnya. Tapi semua berubah seketika saat Maia memutuskan untuk pergi ke Purple Rain Hotel.

"Maia?" Calum membangunkan Maia dari lamunannya. "Dimana rumahmu?"

"Oh astaga. Maaf. Jalan depan lalu belok kiri. Disana flatku."

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di flat Maia. Calum pun memberhentikan mobilnya. "Here we are." Ucap Calum.

"Terimakasih." Maia membuka seatbeltnya. "Candy, aku duluan ya."

"Iya, Maia. Sebelum turun, aku mau tanya. Menurutmu apakah aku cocok berjodoh dengan Zayn Malik? Dia anggota kesukaanku!"

"Candy.." Calum memutar bola matanya sementara Maia menahan air mata yang sudah terkumpul di pelupuk matanya.

'Jangan, Candy. Zayn Malik itu brengsek.'

"Tentu. Kau cantik dan Zayn tampan! Kalian akan menjadi pasangan yang sangat sempurna!" Maia mencoba memasang senyum palsu lagi.

"Yay! Kau dengar kan Calum?" Teriak Candy pada kakaknya.

"Yeah whatever."

"Terimakasih sekali lagi atas tumpangannya. Salam untuk Nyonya Catharina." Maia menyunggingkan senyum pada Calum sebelum turun dari mobil.

"You're welcome, Maia. Good night."

Maia membuka pintu mobil lalu setengah berlari menuju flatnya. Maia tidak sanggup lagi menahan airmatanya mendengar Zayn Malik tadi. Dia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur sesampainya di kamarnya.

'I hate you so much, Zayn. Kenapa aku harus mengandung darah dagingmu?'

***

"Thank you Johannesburg for incredible show!" Seluruh anggota One Direction pun memberikan salam terakhir sebelum meninggalkan panggung.

Ini merupakan konser pertama mereka di Afrika dan sambutannya luar biasa.

One Direction pun langsung menuju backstage untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke hotel.

"Terimakasih! Kalian luar biasa! Aku untung banyak membawa kalian kemari!" Pria 40 tahunan bernama Johnny itu pun menghampiri One Direction yang sedang duduk santai sambil mengelap keringat dan minum air mineral.

"You're welcome , Mr! Pengalaman baru untuk kami tampil disini." Jawab Liam sambil meneguk air minumnya.

"Oh iya, yang mana yang bernama Zayn Malik?"

Zayn pun menolehkan kepalanya saat ia baru membuka jaket kulitnya. "Me, Sir. Ada yang bisa kubantu?"

"Boleh kemari?" Zayn pun bangun dari kursinya dan berjalan menuju Johnny.

"Can I help you?"

"Istriku suka sekali denganmu. Dia ingin berfoto bersama."

"Kukira apa! Tentu! Dimana dia?" Johnny pun menggandeng Zayn yang hanya memakai t-shirt ACDC keluar backstage.

"Here she is.." Zayn melihat seorang wanita cantik berambut hitam dengan kondisi hamil yang berlari kecil menghampirinya dan Johnny.

'Fuck. Kenapa tiba-tiba aku ingat si perempuan Sydney itu!'

"Aku sedang hamil 7 bulan, Zayn! Semoga dengan berfoto denganmu, anakku kelak akan setampan kau!"

WORDS ✖️ ZAYN MALIKWhere stories live. Discover now