49. teror (2)

31 4 0
                                    

Sebuah kotak misterius itu mampu mengejutkan Arvin.  Sebuah kotak yang berwarna hitam itu berisikan sebuah surat dengan dercak kemerahan seperti darah manusia. Arvin memeberanikan dirinya untuk membaca surat tersebut.

Hallo little brother....
you still remember me? kamu pasti selalu mengingatku maybe? bukankah sekarang waktunya untuk buka-bukaan semuanya?.
Berapa lama waktumu mencari identitasku? puluhan tahun? atau baru-baru saja? sepupumu ini orang yang sering bertemu denganmu. Bagaimana kabar uncle yuda dan kakek Vanendra? semoga tidak baik-baik aja. Aku mengharapkannya.

Aaa aku baru mengingat jika tak lama lagi peralihan kekuasaan akan diresmikan, jangan lupa datang.
Semoga dengan acara ini keluarga besar kita kembali rukun...
Kamu telah mendapatkan hadiah dari ku beberapa bulan yang lalu kan?
sekarang ada lagi mungkin beberapa hari kedepan.

- Sampai bertemu di acara

Arvin sangat mengenal betul siapa pemilik tulisan ini. Apalagi saat kejadian di rumah sakit beberapa minggu yang lalu. Arsa, sepupunya itu adalah dalang dibalik semua terornya. Entah apa motif lelaki itu.

***

Tiba di acara resmi yang diadakan oleh Virendra. Peralihan Vane's group ke tangan keluarga Virendra. Akan di resmikan di acara ini.

Jauh sebelum acara ini dilaksanakan. Virendra melakukan Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal. Media tidak mengetahui masalah tersebut. Jauh hari sebelum Virendra datang ke tanah air. Selama beberapa tahun lelaki itu mengalami gagal ginjal. Akibatnya setiap minggu pria itu tak pernah absen untuk melakukan cuci darah.

Hal tersebut makin parah saat ia sampai ke tanah air. Ia memerintahkan kepada orang suruhannya untuk mencari pendonor. Selama hampir satu bulan penuh Virendra mencari pendonor. Akhirnya seseorang yang tak dikenal itu menyumbangkan dengan suka rela ginjalnya. Pihak Virendra tidak mengetahui siapa pendonor tersebut.

Setelah kondisi Virendra lumayan membaik. Acara peralihan kekuasaan itu dilaksanakan. Virendra mengingat satu hal bahwa pendonor ginjal itu akan memberitahu identitasnya tepat di hari ini. Hal itu tentu saja membuat Virendra semakin panasaran.

Virendra memberi tatapan untuk orang suruhannya mendekat kearahnya. "apakah perwakilan keluarga seberang tidak ada yang datang hingga sekarang?"tanya Virendra.

"informasi yang saya dapatkan tuan Yuda dengan sang anak sulungnya sedang diperjalanan menuju kesini tuan."

"lalu bagaimana kabar terbaru Vanendra?"

"sepertinya beliau masih dalam perjalanan bisnis."

Virendra terheran. "proyek apa yang mereka kerjakan hingga Pria itu berlama-lama?"

"sepertinya proyek besar itu tuan."

Saat sedang asik berbincang seorang pengawal mendekat kearah Virendra dan memberi tahu bahwa  Yuda dan sang anak sudah datang.

Virendra mengeluarkan smirknya. "long time no see keponakanku,"Ucap Virendra ramah pada Yuda.

Yuda dan Arvin hanya diam tak menanggapinya. Bahkan saat berlangsung semua media tersorot kearah mereka. Media begitu panasaran dengan reaski mereka terutama reaksi Vanendra.

Saat telah memasuki acara inti. Penandatanganan terlihat Jack datang begitu terburu-buru. "Tunggu Tuan."Semua orang yang ada didalam ruangan itu tertuju padanya.

"pendonor ginjal itu adalah kembaran anda sendiri,"Jack mendekat kearah Virendra yang sangat tercengang.

"tuan Vanendra mendonorkan satu ginjalnya untuk anda, jauh saat hari ini, tuan Vanendra telah mengetahui bahwa anda menderita gagal ginjal, tuan Vanendra sendiri yang suka rela mendonorkannya, hanya saya sendiri yang tahu hal ini bahkan Tuan Yuda tidak mengetahuinya sama sekali, awalnya saya melarang keras namun tuan keras kepala dan tak bisa dibantah, jika tuan tidak mempercayainya, lihat dokumen ini, setelah ini mohon pikirkan sekali lagi tuan."Perjelas Jack membuat semua orang bungkam.

Yuda membeku ditempat. Arvin menatap kearah Ayahnya seakan tak percaya. Mereka bahkan tak mengetahui hal ini. Pantas saja beberapa hari belakangan ini saat ia menjenguki kakeknya selalu dalam keadaan menutup mata. Ia kira kakeknya banyak tertidur.

"semua peralihan kekuasaan ini telah disetujui oleh tuan Vanendra, tuan hanya tinggal tanda tangan dan semuanya telah menjadi milik tuan, jika pun Vane's group menjadi milik tuan keluarga Vanendra tidak akan mengalami kebangkrutan karena tuan Vanendra telah mendidik anak dan cucunya untuk memiliki usaha di luar jangkauan Vane's group. Tuan Vanendra mengalah bukan berarti kalah, beliau hanya tak mau perang dingin antara dua keluarga besar ini berlanjut hingga anak-cucunya. Hampir 20tahun saya bersama tuan Vanendra. Saya sangat mengetahui betul tentang beliau, beliau memang selalu membuat keputusan yang sulit namun kali ini sangat sulit. Beliau melakukan ini karena penyakit jantung yang beliau derita, selama satu tahun belakangan ini. Semua berita yang mengabarkan bahwa beliau sedang melakukan perjalanan bisnis, semua itu sengaja dibuat."

"kami bersepakat untuk menutup ini dari media dan orang-orang, mohon maaf saya lancang mengatakan ini, mohon dipikir lagi tuan, tuan Vanendra telah mengorbankan setengah hidup beliau demi mengakhiri perang bersaudara ini."

Virendra tercengang mendengar semua penjelasan dari Jack. Semua begitu tiba-tiba. Ia menatap kearah anak dan cucunya. Semua orang ikut tercengang sama seperti dirinya.

Kekuasaan yang ia kejar demi keberlangsungan hidupnya telah berada didepan mata. Hanya perlu tanda tangan dirinya semua akan menjadi milik keluarganya. Ia tak akan lagi membanting tulang seperti dulu-dulu untuk mencukupi hidup keluarganya. Nasibnya akan berubah setelah tanda tangan ini. Saat ia hendak tanda tangan perkataan Yuda membuatnya kembali berpikir.

"Lihatlah siapa yang sebanarnya menjadi peran antagonis disini, kalian tidak perlu membuat berita tentang keluarga Vanendra yang sengaja membuang keluarga kembarannya. Semua didalam berita tersebut sudah terjawab, siapa yang sebenarnya musuh dalam selimut, keluarga saya telah memberi semuanya untuk mereka, lalu pantaskah berita yang selama ini tersebar mengatakan bahwa keluarga Vanendra adalah musuh dalam selimut yang sebenarnya?"

"teruntuk anda dan keluarga, selamat hidup dalam rasa bersalah,"bisik Yuda pada sang paman.

***

Halooo i'm back....
Siap untuk part berikutnya?
See u next time🥹💌



18.10.2022

ArvinRayla(✔️)Where stories live. Discover now