11. With you

51 9 0
                                    


" Isn't everyone good at hiding their sadness? Like to about lie his condition. They are big liars about themselves? "

---------

"Raylaa tunggu...."ucap Arvin di lobby hotel.

"kenapa?"tanya Rayla lalu memutarkan badannya kearah Arvin.

"temenin gue cari makan,"Ucap Arvin secara tiba-tiba.

"Hah???"

"lo budek ya, yaudah ayooo,"Kata Arvin lalu menggenggam tangan Rayla untuk beranjak keluar dari tempat ini.

"........"

---------

Gadis cantik dengan pakaian sederhana itu hanya terdiam di tempatnya saat sebuah tangan menggenggam jari-jemari mungil milik gadis itu.

Rayla tak sadar jika Arvin menuntunnya ke mobil milik lelaki itu. Rayla masih bungkam dari tadi. Melihat Rayla yang tak kunjung masuk dengan sengaja Arvin membunyikan klakson mobilnya.

Tintt.....

Tintt.....

Tintt....

Tersadar dari lamunannya. Rayla dengan cepat masuk kedalam mobil berwarna hitam milik Arvin. Dengan kekesalan yang menyertainya. Arvin mengetahui jika gadis yang berada di sampingnya ini sedang menahan kekesalannya.

"ngga usah sok-sok'an kesal, tambah jelek lo begitu,"ucap Lelaki itu dengan enteng.

Untung saja Rayla bukan tipe baperan mengenai hal ini. Gadis itu menyupah serapah didalam hatinya kepada Arvin.

Namun satu pertanyaannya yang ada di benaknya kini, "lo ngapain ngajak gue?"tanya Rayla pada Arvin yang fokus menyetir.

"gue laper,"

"HAH??? kan disana ada makanan juga ngapain harus keluar segala?"Tanya gadis itu terheran-heran.

"Bosen,"

Jawaban singkat dari Arvin membuat Rayla tercengang.

"ngapain sama gue?"tanya Rayla lagi.

"ngga aja,"

"jawab yang benar dong,"Ucap Rayla.

"udah lo ikut aja lagian juga lo pasti laper kan?"Tanya Arvin dengan satu tangan yang sedang menyetir.

"sorry, udah kenyang,"Jawab Gadis itu lalu selang beberapa detik suara perut gadis itu berbunyi membuat Arvin yang mendengarkannya pun menahan tawanya.

"Heheh,"kekehnya sembari menahan rasa malu.

Keadaan dimobil begitu canggung. Rayla sesekali melirik kearah lelaki yang berada disampingnya. Lelaki itu dengan lincah menyetir menggunakan satu tangan. Mata elangnya itu mentap tajam kearah depan. Terlihat dingin namun menyebalkan.

Mereka berhenti di salah satu Rumah Makan. Kedua anak manusia itu pun keluar dari mobil. Sedari tadi Rayla hanya mengikuti Arvin. Gadis itu berjalan di belakang Arvin. Terlihat seperti anak ayam yang sedang mengikuti induknya.

Rumah Makan itu tidak terlalu mewah. Terlihat sederhana namun membuat nyaman. Mereka duduk disebuah tempat khusus dua orang. Arvin terlihat fokus memilih menu untuk makan nanti. Tak lupa lelaki itu melepas jas hitamnya dan menggulung tangan kemejanya. Hal memperlihatkan tangan kekarnya.

"mau makan apa?"tanya Arvin.

Rayla nampak bingung sembari tadi gadis itu hanya membolak-balik buku menu. "bingung,"keluhnya.

ArvinRayla(✔️)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz