"Banyak orang yang suka melihat kamu gagal, maka dari itu tidak ada waktu untuk menyerah!!"
- Arvin Alvaro Vanendra.--------
Tunggu sebentar..... jika dipikir-pikir sudah lama tidak jatuh cinta. Ia bahkan sempat lupa bagaimana rasanya. Bukankah jatuh cinta hanya membuang-buang waktunya saja?. Pada akhir kisah nyatanya lagi dan lagi jatuh pada hati yang salah.
Memang perasaan sangat rumit dikontrol dan sulit dimengerti.
"Tolong jangan jatuh hati dulu,"bisik batinnnya.
--------
Di sebuah bangunan yang menjulang tinggi di tengah-tengah kota. Entah berapa banyak karyawan yang berkerja di bawah naungan perusahaan itu. Manusia-manusia berpakaian rapi, khas orang-orang kantor.
Lift perusahaan itu nampak dipenuhi para pegawai kantor. Terpaksa seorang lelaki tampan itu memakai lift yang diperuntukkan untuk para petinggi dan orang-orang penting lainnya. Jujur saja ia kurang nyaman sebenarnya jika menaiki lift khusus ini namun kondisi terpaksa mengharuskannya.
Dengan pakaian rapi khas seperti CEO Muda dengan arloji mahal yang mengkhiasi pergelangan tangannya. Model rambut yang undercut. Wangi khas milik lelaki tampan itu mampu membuat siapa saja tak bisa menolak pesona miliknya. Rahang tegas yang tercetak sempurna. Hidung mancung dan alis tebal serta tatapan tajam yang mengintimidasi siapapun saat berpapasan dengannya.
Sudah bisa ditebak bukan? jika lelaki tampan yang dimaksud itu adalah Arvin Alvaro Vanendra. Sang pewaris tunggal Vane's Group. Saat keluar dari lift semua mata para karyawan menatapnya dengan begitu kagum. Tak sedikit karyawan wanita yang mengagumi anak sulung atasannya itu. Diumurnya yang sangat muda saja sudah sangat tampan. Bagaimana jika saat beranjak dewasa nanti?. Mereka selalu melihat wajah Arvin yang datar. Tak ada ekspresi apapun yang ditampilkan lelaki tampan itu.
Hanya sedikit senyuman yang Arvin tampilkan saat berpapasan dengan Mahardika yakni Ayah dari sahabat karibnya Kenzio. Arvin kembali melirik ke arah arloji mahal miliknya. Melihat waktu yang sisa lima menit lagi. Langkahnya terburu-buru menuju ruang rapat. Kini Rapat para pemegang saham akan dimulai. Arvin membuka pintu ruangan rapat. Semua orang yang ada diruangan itu mentapnya termasuk Lelaki paruh baya dan Ayahnya.
Arvin membungkukkan badannya lalu berucap,"mohon maaf sebelumnya, saya datang terlambat dikarenakan terjebak macet ditengah-tengah jalan, mohon maaf membuat para tuan-tuan terhormat menjadi menunggu."
Para pemegang saham itu berdecak kagum dengan attitude pewaris tunggal Vane's Group generasi selanjutnya. Melihat sikapnya yang sangat sopan. Padahal rapat akan dimulai dalam lima menit lagi.
Arvin berdiri di belakang Ayahnya. Saat rapat dimulai, Arvin hanya diam menyimak segala hal yang menunjang berjalannya proses rapat pemegang saham. Melihat Ayahnya yang menghandle rapat. Pembahasan mereka-mereka yang tinggi, membuat Arvin kadang perlu dua kali proses mencerna dengan baik setiap kata dan kalimat yang sedang dijelaskan. Sudah menjadi tugasnya mempelajari segala hal yang berurusan dengan dunia perusahaan. Di tambah perusahaan yang dibagun oleh jerih payah Kakeknya itu sudah menjadi perusahaan yang besar.
Perusahaan Vane's Group itu kini dibawah kendali Yuda Vanendra. Selaku CEO dan Presiden Direktur Vane's Group masa sekarang.
Arvin memberikan beberapa dokumen kepada para pemegang saham. Dengan sepenuh hati melakukannya. Arvin lalu mempresentsikan suatu hal yang berhubungan dengan rapat ini. Beberapa hari Arvin menyiapkan materi ini untuk dibahas saat rapat. Lelaki muda itu benar-benar menguasainya dengan baik.
YOU ARE READING
ArvinRayla(✔️)
Teen FictionBercerita tentang Arvin Alvaro Vanendra, sang pewaris Vane's Group generasi ke-3 sekaligus ketua dari geng yang ia buat, Sirius. Ia dikenal dengan sosoknya yang mempunyai segalanya, hidupnya terlihat sempurna tetapi pada kenyatanya hidup dibawah tek...