42. Short story

7K 1K 136
                                    

Pagi-pagi sekali, Syasha merasakan perutnya melilit. Dia baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya pucat, lalu memaksakan untuk berjalan ketempat tidur dengan gontai.

Keningnya berkeringat, sedangkan tubuh yang lain terasa dingin. Sambil menyelimuti tubuhnya, Syasha memejamkan matanya seraya meringkuk di dada bidang abangnya lagi.

Jam masih menunjukkan pukul empat, masih terlalu pagi dan dia tidak ingin membangunkan siapapun. Lagi pula dia juga masih mengantuk walau tak nyaman dengan perutnya.

"Sayangg..."

Usapan di pipinya membuat Syasha kembali terusik. Matanya perlahan terbuka lalu cahaya matahari membuatnya melenguh tak nyaman, melihat itu El segera menutupnya dengan tubuh.

"Abang?" gumamnya serak setengah merengek.

"Udah siang."

Syasha merengek lagi, lalu mengerjabkan matanya menatap abangnya yang sudah rapih. "Abang mau kemana?" tanyanya heran. Tiba-tiba saja merasa segar melihat abangnya seperti ingin pergi.

"Mau ikut?" Alih-alih menjawab pertanyaan adiknya, El justru melontarkan pertanyaan lain.

"Mau!"

El terkekeh. "Ayok."

Syasha membuka lebar tangannya. Seperti biasa, El yang paham adiknya langsung menunduk, membawa tubuh kecil adiknyaa dengan mudah.

Lalu berjalan menuju kamar adiknya untuk dimandikan oleh nany.

Setelah menghabiskan satu jam kurang. Akhirnya Syasha keluar dengan mengenakan dress putih tulang.

"Manis banget." El mengecup kening adiknya singkat. Lalu menggandengnya keluar.

"Kita mau kemana Abang?" tanya Syasha penasaran sambil mendongak.

"Mau pergi."

"Tapi kemana?" Syasha kesal.

"Maunya kemana emang?"

Alis Syasha bertaut. Apalagi setelah lift terbuka dan memperlihatkan Daddy dan mommynya yang sudah sangat rapih.

Mata Syasha terbelalak. "DADDY!!"

Tidak. Kali ini El memegang erat lengan adiknya saat gadis itu ingin berlari.

"Kita mau jalan-jalan?!" Syasha semakin semangat saat sudah dekat dengan daddynya. Akhirnya tangan El terlepas. Lalu Raka segera mengangkat tubuh putrinya dengan lembut.

"Cantik banget."

Cup.

Syasha tertawa geli. Dia sampai melupakan kejadian tadi pagi saat perutnya tiba-tiba sakit.

"Daddy gak kerja?" tanya Syasya ceria. Senang sekali jika daddynya tidak kerja. Padahal kerja juga untuk mencari nafkah.

"Cuti."

Syasha mengangguk kesenangan. "Ayok pergi!"

El menggeleng gemas.

***

Syasha mengira mereka benar-benar akan pergi berlibur. Memikirkan bagaimana angin pantai atau tidak wisata negara lain seperti biasa. Namun ternyata, salah.

Matanya memandang lesu melihat bangunan tak menarik didepannya.

Mansion lama milik opah. Tempat kecilnya mommy. Huft!

Syasha sudah tak minat ngapa-ngapain. Bahkan wajahnya masam walau sejak tadi abangnya King mengajaknya mencari cemilan kesukaannya.

Pantas saja semua abangnya ngikut!

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang