02. Morning routine

24.5K 1.6K 66
                                    

"Seragam Syasha kemarin di cuciiiii,"

"Dasi juga non?"

Syasha melotot. "IYA," ucap Syasha cepat. "Gimana iniii? Syasha lupa bangettt," rengek nya.

Hani diam, tepat nya berfikir. Mungkin bagus kemarin nona nya belajar mandiri, bukan belajar juga, tepat nya tak ingin banyak bicara akibat sakit di bibir nya kala itu, dan Syasha menjadi lebih melakukan hal sendiri, tanpa bertanya pada nya.

"Beli di koperasi?"

"Syasha juga mikir nya gitu, tapi emang boleh Syasha dateng sekolah nya pake baju biasa dulu?" ungkap nya ragu, Nany nya jadi ikut bimbang kali ini.

"Mending non pake baju biasa dulu aja, non baru aja mandi, masih pake handuk nanti sakit gimana?" Hani memutuskan mengambil baju asal di wardrobe nona nya.

"Nanti Syasha telattt," rengek nya seraya duduk di sofa kecil.

"Masih lama non, masuk jam 7 kan? Sekarang masih jam 6 lewat, non yang terlalu pagi bangun nya." Hani menenangkan nona nya.

"Itu gara-gara bang Io yang ngga bangunin Syasha kemarin," keluh Syasha.

Hani berdiri di depan Syasha dengan tangan yang sudah memegang dress untuk nya. "Sebenarnya, kemarin itu den El bangunin non, cuma non Syasha aja yang susah di bangunin, den El gak tega bangunin lagi, terus nyuruh saya nungguin non bangun sendiri aja," beritahu nya panjang lebar.

Sambil membesarkan mata, Syasha kembali berdiri. "Emang iya?"

"Iya non," balas Hani. "Tapi gapapa, sekarang pake baju ini dulu ya, nanti masuk angin loh."

"Ngga! Syasha mau ke abang aja!" Syasha berlari keluar kamar, Hani sontak melotot lalu ikut berlari mengikuti nona nya.

"Non tapi pake baju dulu!"

"NGGA MAUUU!!"

Syasha tetap berlari ke arah kamar El yang tak jauh dari kamar nya, memakai handuk, rambut basah, dan kaki yang tidak terselimuti sendal atau pun kaos kaki itu terus saja berlari.

Di belakang, Hani yang masih mengejar nona nya, ikut panik, nafas nya memburu dan jantung nya berdetak kencang melihat nona nya dalam keadaan terbuka seperti itu, dia benar-benar khawatir sekarang.

Brukh.

Hani sontak berhenti berlari, pintu kamar El baru saja di buka dengan keras dan Syasha yang menjadi pelaku, tengah jatuh telungkup. Kekerasan mendorong membuat Syasha kehilangan keseimbangan, dan sungguh, ini bukan lagi bencana bagi Hani, tapi benar-benar kiamat!

Hani bisa melihat El yang tengah berdiri di depan pintu walk in closet-nya. Menatap Syasha dengan pandangan bercampur.

Hani segera menghampiri nona nya, Syasha berdiri dan wajah nya sudah banjir air mata.

"Apa yang sakit non?" tanya nya khawatir.

Syasha hanya menggeleng, sambil sesegukan, ia berjalan mendekati abang nya yang sudah rapih dengan seragam sekolah.

"Abang Io, hiks." Syasha memeluk tubuh abang nya, menutupi tangisan nya di dada bidang milik El.

"Abangggg," panggil Syasha lagi, walau El menahan emosi nya kuat-kuat, dengan lembut ia membawa adik nya ke ranjang.

El lagi-lagi menghela nafas panjang, bersabar dengan kelakuan adik nya yang selalu saja bikin onar di pagi hari.

"Seragam."

Hani berjalan pelan. "M-maaf den, seragam non Syasha basah, kemarin dia naro di tempat pakaian kotor tanpa sepengetahuan saya."

Sempurna.

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang