18. Worried

12.4K 1.2K 85
                                    

"Heem, gue di pindahin juga. Lagian bukan cuma gue, si kembar temen abang lo juga," beritahu Manda.

Syasha kembali membesarkan matanya. "Kak Dafa Dafi?"

"Siapa lagi?"

Syasha menutup mulutnya. "Kok Syasha gak tau?"

"Kemarin gak ketemu?"

Syasha menggeleng cepat.

"Mungkin gak sekolah juga kayak gue." Manda mengangkat bahunya sekilas.

"Manda sakit?" tanya Syasha akhirnya.

"Menurut lo? Gua baru ngalamin hal itu, penembakan depan mata gue, gini-gini juga gue penakut kali."

Syasha diam tak menjawab. Tak lama Marvel dan Revan datang, mereka memang tengah istirahat setelah bel beberapa menit yang lalu berbunyi.

"Ayok Man," ajak Syasha.

Manda menggeleng. "Gua bawa bekal."

Syasha terlihat kecewa. Manda yang melihat itu, sontak mengambil bekalnya dan ikut berdiri. "Yuk!" Syasha tersenyum lebar lalu menggandeng tangan Manda keluar menuju abangnya.

"Manda liat kan tadi?" tanya Syasha tiba-tiba. Mereka tengah di Koridor, Manda di samping kiri Syasha, samping kanannya ada Marvel sambil menggenggam tangan Syasha.

"Yang belakang?"

"Iya."

Manda mengangguk. "Lo gak suka mereka?"

"Bukan gak suka, tapi kurang nyaman aja sama mereka yang suka liatin Syasha kayak gitu," beritahu Syasha, jujur.

"Mereka kayak gak suka gue," ucap Manda.

"Siapa?" celetuk Revan ikut campur.

Syasha dan Manda tak berani menjawab, Marvel yang sudah mendengarkan juga malas menjawab, setidaknya dia tahu siapa orangnya.

Mereka akhirnya sampai di kantin, saat tengah mencari kursi yang tampak susah di dapatkan, mereka berempat jadi pusat perhatian di kantin.

"Ayo sayang." Kini gantian Revan menarik tangan Syasha ke salah satu meja besar di bagian depan, disana terlihat kumpulan para cowok yang tak asing. Dan benar saja, Syasha sampai melebarkan matanya saat bersitatap pada salah satu cowok itu.

"Dewa?" gumam Syasha, tanpa suara.

Dewa mengalihkan matanya ke arah ponsel yang di pegang.

"Ada bangku lagi gak? Kurang satu nih," tanya Revan pada teman-temannya.

"Gak ada, ini kantin rame banget gak sih? Sumpek gue," cetus salah satu cowok itu.

Manda menyenggol tangan Syasha. "Gua ke kelas aja kalo gitu," bisiknya pada Syasha.

Sontak kepala Syasha menggeleng. "Syasha belum selesai cerita sama Manda."

"Kan bisa nanti."

"Gapapa, Syasha gua pangku, lo bisa duduk," putus Revan membuat Manda akhirnya mengangguk.

***

Sudah beberapa menit setelah makanan datang, Syasha dan Manda yang berniat ingin bercerita kini hanya diam-diaman, Syasha diam karena memang suasananya tak tepat, sedangkan Manda tengah sibuk makan.

Syasha mengangkat wajahnya, menatap satu persatu cowok di hadapannya termasuk Dewa yang masih sibuk bermain ponsel. Namun karena Dewa merasa ada yang memerhatikan, dia mendongak. Lalu tatapan keduanya bertemu, Syasha tak sadar tengah menatapnya lama.

"Habisin," ujar Revan membuat Syasha tersadar lalu menoleh ke arah abangnya.

"Syasha gak mau ini," ucapnya.

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang