05. How?

19.7K 1.3K 41
                                    

"Iya-iyaa," Dafa memakan buah apelnya dengan kesal.

"......"

"Hah? Ikhlas lah dodol! Gue juga nganggap dia kayak lo," jawabnya semakin kesal.

"....."

"Maksudnya gue, anggap adek gue juga, lo bikin em-- tutttt--"

***

Setelah mematikan sambungan telepon secara tiba-tiba, El kembali memusatkan pandangannya pada vidio CCTV mansion yang kini ada di meja depan.

Dengan tenang El menonton gadis kecil yang bergerak lincah di pagi buta seperti ini. Jika ada El, pasti ia akan menegur adiknya. Apalagi saat sibuk mencari kunciran kesayangannya yang sering hilang di kasur. Adiknya sampai menarik sprei dan selimut dari kasur yang sudah di rapihin nanynya sendiri.

Tok tok tok

"Masuk!" Perintah El kesal karena telah di ganggu.

Seorang laki-laki paruh baya masuk dengan pakaian khas kantor. Pandangan El datar mengetahui orang yang menjadi bos di kantor ini datang ke ruangannya.

"Maaf mengganggu tuan muda."

El diam tak menjawab.

Laki-laki paruh baya itu melirik El sedikit takut. "Saya ingin mengonfirmasi, untuk meeting besar yang tuan ajukan akan di lakukan besok sore dengan investor Inggris."

"Dan untuk karyawan perempuan termasuk sekretaris saya sendiri sudah saya pecat tuan."

El mengangguk pelan.

"Saya juga sudah merubah kembali ketentuan syarat pengajuan perusahaan. Dan ini datanya tuan." Laki-laki itu memberi El beberapa berkas. El mengambilnya dan menaruhnya di samping laptop.

Laki-laki di depannya meneguk ludahnya susah payah. "Saya minta maaf sekali lagi tuan, terimakasih sudah beri saya kesempatan."

"Keluar."

"B-baik tuan," jawabnya seraya pergi meninggalkan ruangan El.

El mengambil berkas-berkas yang di berikan tadi. Beberapa penyalahgunaan syarat terjadi beberapa bulan ini, pantas saja banyak yang berani keluar masuk di kantor pusatnya sekarang.

Karena beberapa cabang perusahaannya tidak di jaga dengan baik. Seperti di perusahaan ini yang dia periksa bahwa karyawan-karyawan perusahaannya menggoda bosnya sendiri, yang akhirnya pria tua itu tergoda. Membuat perjanjian lain untuk menghasilkan uang sendiri, mengambil dari perusahaan dan yang rugi perusahaan.

El tidak habis fikir. Seseorang akan terlena dengan kekayaan seseorang. Mendapatkan uang dengan cara tidak senonoh. Dan anehnya orang yang jelas-jelas sedang di manfaatin justru senang, mungkin juga karena karyawan perempuan itu rela memberi tubuhnya sendiri.

Tok tok tok.

Tok tok tok.

El menghela nafas berat.
"Masuk."

Kali ini bodyguard yang di kirim Daddynya datang, El mengangkat alis saat bodyguard itu datang hanya sendiri.

"Permisi tuan, saya hanya ingin memberi informasi untuk tuan muda."

"Ada apa?" tanya El cepat.

"Kemarin, tuan besar bilang ke saya, kalo tuan bisa pulang lusa untuk menghadiri konferensi pers yang tiba-tiba di majuin harinya," beritahu bodyguard.

"Kenapa baru bilang!" marah El.

Bodyguard itu menunduk. "Maaf tuan, saya baru datang di negara ini jam 1 malam."

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang