35. Company Party

Depuis le début
                                    

Luka kembali menatap gaun yang tergeletak di depannya setelah membaca catatan kecil dari Angkasa. Ia meraih gaun pertama kemudian mencobanya. Luka mengamati penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki di depan cermin besar. Gaun selutut berwarna merah maroon dengan belahan dada rendah sehingga memperlihatkan leher putih serta tulang selangka Luka, gaun itu terlihat cantik dipakai olehnya.

Luka kembali ke kamar mandi, ketika keluar ia sudah mengenakan gaun kedua, gaun selutut berwarna hitam pekat yang sangat kontras dengan kulit putih Luka, sangat sesuai untuk usia Luka menggambarkan gadis remaja yang ceria namun tetap berkelas serta elegan. Belahan dadanya tidak begitu rendah seperti gaun pertama.

"Gaunnya cantik banget." Luka memutar-mutar tubuhnya di depan cermin.

Suara ketukan pintu lagi-lagi menghentikan aktivitas Luka, ia segera membuka pintu. "Selamat sore. Saya ditugaskan Pak Angkasa untuk merias wajah kamu," ucap seorang wanita di depan Luka, penampilan wanita itu sangat modis serta memiliki wajah yang cantik.

Luka tersenyum canggung sebelum mempersilakan wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Kini Luka duduk diam sambil memejamkan mata di depan cermin ketika sang wanita mulai menyapu kuas demi kuas di atas permukaan kulitnya. Hampir satu jam berlalu barulah Luka membuka mata ketika sesi make up selesai.

"Gimana? Kamu suka hasilnya?" Wanita itu bertanya, ia melipat tangan di depan dada dengan kuas rias yang masih ia genggam.

"Suka, riasannya sangat bagus."

"Tentu saja, saya merias kamu agar terlihat lebih dewasa namun tidak menghilangankan kesan gadis remaja yang kamu miliki."

"Baiklah, tugas saya sudah selesai. Saya pergi dulu." Wanita itu merapikan peralatan make up memasukkannya ke dalam kotak besar. Luka mengantar wanita itu sampai ke depan mansion serta mengucapkan terima kasih karena sudah merias wajahnya.

Pukul tujum malam, Angkasa baru saja sampai di mansion. Ia segera mencari keberadaan Luka, terlihat Luka berada di dapur berbincang bersama Ning dan Nung.

"Sedang apa?" Suara Angkasa membuat Luka serta kedua pelayan itu menoleh.

"Om, om udah pulang." Luka hanya basa-basi menanyakan itu.

Angkasa mematung ketika Luka menoleh ke arahnya Ia mengamati penampilan Luka terutama wajah Luka yang amat sangat cantik. Luka terlihat sedikit lebih dewasa dimata Angkasa.

"Om!" panggil Luka melambaikan tangan di depan wajah Angkasa sehingga lamunan Angkasa buyar.

Angkasa berdeham pelan membuang muka sejenak kesembarangan arah. Ia kembali menatap Luka. "Kamu sudah siap?" tanya Angkasa. Dengan ragu Luka mengangguk karena ia tidak tahu mau diajak kemana nantinya.

"Saya ke atas dulu," pamit Angkasa. Ia harus mengganti jas yang ia pakai dengan jas yang baru.

***

Angkasa membuka pintu mobil untuk Luka ketika mereka sampai di depan gedung mewah. Orang-orang masuk menaiki tangga dengan karpet merah di bawahnya, lampu warna-warni menghiasi sepanjang tangan menuju pintu masuk. Tangan Luka terulur menyambut tangan Angkasa ketika ia keluar dari mobil.

Angkasa menoleh ke arah Luka memberi kode agar Luka menggandeng tangannya. Luka pasrah mengaitkan tangannya ke lengan Angkasa. Mereka berjalan menaiki tangga, semua mata terpana melihat mereka berjalan memasuki ballroom. Angkasa berjalan penuh kharisma serta berwibawa, mereka menjadi sorotan layaknya seorang pasangan ceo dan sang istri.

About Everything [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant