31. ANOTHER MOMENT AT 2AM

140 25 6
                                    

Dini hari, 02.00 WIB.

Suara ketukan pintu terdengar seperti dobrakan. Semakin keras dan lantang.

Kala terbangun dengan kaget, mukanya sudah panik dan takut ada sesuatu yang membahayakan diluar sana.

"Jun." Panggilnya pada Ajun yang masih terlelap sambil memeluk Hiro disampingnya. "Ajun." Kala menggoyangkan lengan Ajun dengan sedikit lebih keras.

Laki-laki itu mengerang, perlahan membuka mata.

"Kenapa?" Suara seraknya terdengar lemah.

"Itu loh ada yang ngetok-ngetok pintu keras banget, masa lo gak denger."

Ajun duduk, matanya setengah melek.

"Halah nggak usah didengerin, paling juga seta— aww!"

"Ngomong apa lo ha?" Kala menabok paha Ajun dengan keras. "Coba Jun dilihat. Takutnya ngebangunin tetangga kalau dibiarin ngetok pintunya keras begitu."

"Terus kalau orang jahat yang ngetok dan gue dibunuh. Lo mau?"

Kala mendelik, "Kok lo ngomong aneh-aneh si?"

"Ya lagian aneh banget jam segini ngetok rumah orang keras-keras. Kaya nggak tahu tatacara bertamu aja." Ajun sudah akan kembali melelapkan diri.

Namun ketukan keras itu berhenti dan tergantikan oleh suara keras dari wanita yang sangat Ajun kenali itu.

"AJUN BUKA PINTUNYA!"

Kala dan Ajun saling tatap, mereka berdua dengan tergesa berlari kearah pintu.

Sebelum membuka, mereka mengintip dari balik tirai jendela, memastikan kalau yang berteriak beneran orang yang mereka kenal.

"AJUN TOLONG BUKA PINTUNYA!" Teriakan itu terdengar lagi dan semakin lantang.

"Jun buruan buka." Kala mendorong Ajun untuk segera membukakan pintu.

Ajun shock campur kaget mengetahui bahwa yang mengacaukan dini harinya yaitu...

"Rika? Kenapa?"

Ajun membuka pintu, menatap wanita yang sudah menangis dengan keadaan kacau.

Dug! (bayangin aja suara orang yang nubruk keras tubuh orang)

Rika memeluk Ajun dengan tubuh gemeteran.

Baik Kala maupun Ajun sama-sama terkejut, melihat Rika yang sudah kacau, Ajun membawa wanita itu masuk.

"Hey, kenapa?" Ajun memegang wajah Rika, menyuruh menatapnya. "Kamu kenapa? Jangan bikin aku khawatir."

Bukannya menjawab, Rika malah mengeraskan tangisan.

Kala diseberang sofa meringis, takut kalau tangisan itu bikin Hiro kebangun.

"Kamu kenapa Rika? Ngomong sama aku, jangan diem aja." Ajun kembali memeluk Rika, menenangkan dalam dekapan hangatnya. "Jangan nangis, aku disini."

"J-jun..." Rika bersuara tersendat.

"Iya?"

"A-aku, hiks..." Kalimatnya tidak dapat Rika keluarkan. Tangisnya menahan semua kalimat Rika.

"Tenangin diri kamu dulu, baru kamu cerita." Tangan Ajun mengelus dengan lembut rambut Rika.

"Udah tenang?" Beberapa menit mereka gunakan untuk membiarkan Rika meredakan tangis, setelah cukup mendengar suara tangis itu menelan, Ajun bertanya.

"Kala, boleh gue minta bantuan?" Ajun menatap Kala yang sedari tadi hanya diam duduk di sofa seberang, menyaksikan dua manusia berpelukan didepan matanya.

HOME 'KIMJUNKYUWhere stories live. Discover now