"La, lo masih betah punya suami kaya dia?" Giselle bertanya dengan sungguh-sungguh, mukanya bahkan sangat serius.
Kala tertawa pelan, "3 tahun cukup si buat gue darah tinggi."
Menikah dengan Ajun bukanlah suatu hal yang menyenangkan bagi Kala, pas...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Baru saja Kala membuka mata alias BARU BANGUN COK. Ini orang udah ngajak baku hatam aja.
"Noh urusun iler lo yang mleber," balasnya ketus.
Ajun cekikikan pelan, lalu sedikit lebih mendekat. "Gimana nyaman kan dapet pelukan gue?"
Menyadari tangan Ajun masih ada dilengan, dengan kasar Kala menepisnya.
"Gue jadi mimpi setan sat."
"Ya itu kan sebangsanya lo."
Kala melotot, ini orang bener-bener ya. Masih pagi tapi mulutnya udah lemes banget minta diamplas.
"Jun, gue beneran lagi gak ada mood buat nanggepi bacotan lo." Kala bangkit dari tidurnya, lalu mulai turun dari ranjang. "Salat ayo," melihat Ajun yang malah kembali tiduran, Kala yang mau ambil wudhu dikamar mandi kamarnya, menoleh.
"Iya," bukannya langsung bangun. Itu bapak muda malah ngisengin bocilnya dengan menoel-neol pipi gembul Hiro. Hingga Hiro hampir saja terbangun. "Utututu anak Ayah tidur lagi yuk." Sedikit panik, soalnya bisa kena lemparan sandal pink-nya Kala kalau ketahuan ngebangunin Hiro.
Setelah selesai wudhu, Kala menata dua sajadah untuk dirinya dan Ajun.
"Buru Jun." Ajun masih belum turun dari ranjang, masih sibuk ngelonin anaknya.
"Ajun Winata!"
Baru saat dirinya memanggil dengan nama lengkap, Ajun mau bangkit.
"Iya iya."
Setelahnya mereka habiskan untuk beribadah, dilanjutkan Kala masak dan Ajun tentu merecok.
"Bikin gulai dong La."
"Sini daging lo gue gulai." Sudah tau bahan-bahan yang ada tinggal sayur bayam dan brokoli. Malah request yang lain.
"Sop buntut aja gimana?"
"Lo jangan banyak request deh, tinggal ini doang bahannya."
"Yaudah pasar yok." Lelaki itu turun dari kursi makan, mengencangkan sarungnya yang agak kendor.
"Males ah, Hiro masih tidur."
"Sebentar doang elah, gue pengin sop."
"Nanti aja kalau Mang Ben udah lewat."
"Penginnya sekarang Kala," rengek Ajun.
"Ck, Hiro gak bisa ditinggal sendiri Jun."
"Bentar doang, gak bakal Hiro bangun sebelum kita balik."
"Ada jaminan apa lo ngomong gitu?" Kala menaikkan alis menantang.
