9. TERAKHIR ATAU PEMBUKA

158 29 0
                                    

"Lo ngapain?"

"Ya tidur lah?"

Kala dibuat melipat dahi dengan wajah bingung.

"Katanya mau malmingan, Hiro gak jadi ikut nih udah tidur bocahnya. Gue juga batal ketemu sama temen. Lo bisa ngedate dengan damai."

Yang semula Ajun menenggelamkan wajah pada bantal jadi terangkat.

"Lo gak lihat tadi gue pulang gimana?"

"Emang gimana?" Kala dengan pelan menidurkan Hiro diatas ranjang bayi.

Sekarang tuh mereka lagi dikamar Kala, enggak tahu juga kenapa bisa ini ondel-ondel udah tiduran diatas ranjangnya.

"Mobil gue mogok La."

"Ya terus?"

"Ya batal lah jalannya."

"Kan bisa pake motor atau ngegrab gitu. Jaman udah canggih, jangan berasa diperadaban jaman kapak genggam."

"Males."

Kala tak melanjutkan perbincangan mereka. Wanita itu berjalan menuju kamar mandi, mengganti baju yang tadi kena tumpahan susu Hiro.

"La."

Kala yang baru saja keluar dari kamar mandi, membalas panggilan Ajun dengan dehaman.

"Gue tidur sini ya."

"Kamar lo kenapa?"

"Kamar tamu," ralat Ajun pada pertanyaan Kala.

"Iya, kamar tamu emang kenapa?"

"Gak papa si, cuma disini lebih luas. Enak buat ngorok."

Kala menaikkan alis, ini anak kayanya udah balik nyebelin ya.

"Gue gorok kalau lo ngorok."

"Gak takut, wle." Dengan tengil dia memeletkan lidah, lalu menarik selimut untuk menutup tubuhnya. "Mau dapet pelukan nyaman lagi gak, La?"

"Gak! Yang ada gue mimpi buruk lagi."

"Kalau lo mimpi buruk itu tandanya karena lo gak mau bales pelukan gue. Makanya peluk gue biar nggak mimpi buruk."

Kala berdecih, "Yang ada gue makin mimpi buruk begog!"

Ajun terkekeh puas, mendengar Kala yang sudah bisa memaki dirinya tuh jadi kesyukuran tersendiri bagi Ajun.

Agak gimana ya emang, dimaki bukannya marah malah bersyukur. Ckck, namanya aja Ajun Winata.

Sebelum tidur, Kala menyisir rambutnya dimeja rias.

Ajun melihatnya dari kasur.

"Ceilah pake rapian segala, nanti juga bakal berantakan lagi."

"Cot."

"Biar gue makin kesengsem ya?"

Kala mendengus, benar-benar nih orang ada baiknya didiemin biar gak ngebacot terus.

"La."

"..."

"Lalaa."

"..."

"Kala!"

"Apa!" Kala balas dengan seruan.

"Dasar galak." Dua kata namun mampu membuat ubun-ubun Kala memanas.

Dengan kesal dia berjalan menuju Ajun, lelaki itu melotot kaget dengan kehadiran Kala yang sudah diliputi kemarahan.

"Lo jangan bikin emosi ya sat."

HOME 'KIMJUNKYUKde žijí příběhy. Začni objevovat