17. NASI GORENG SPESIAL

121 20 0
                                    

Kala masuk kedalam kamar setelah mendapat pesan dari Ajun.

Laki-laki itu bilang, kalau besok dia dan Rika ternyata ketiduran diruang tamu, Kala jangan ngebawa Hiro keruangan itu. Ajun bilang bawa aja Hiro jalan-jalan dulu lewat pintu belakang sampai Ajun menghubungi Kala kalau Rika udah pulang.

Kala iya-iya aja udah biar cepet.

Wanita itu menghampiri Hiro yang sudah terlelap diranjang anak, menatap penuh sayang pada putranya dengan senyum menghiasi bibir.

"Kamu anak kuat Ro, Mamamu pasti sangat bangga."

Tangannya mengelus lembut pipi Hiro, rasanya dia ingin mengatakan pada dunia jika Hiro Winata adalah sosok anak yang hebat. Anak yang kuat hingga dunia tidak boleh lagi menjahatinya.

Tidak ingin membuat Hiro terbangun dengan gumamannya, Kala berjalan keranjang. Siap untuk tidur, melupakan kejadian malam hari ini dan membuka lembar baru untuk hari berikutnya.

Biarkan kejadian lalu menjadi masa lalu yang tak perlu dia ingat, berjalanlah kedepan tanpa menengok-nengok kebelakang. Ikuti arus, maka hidup kalian akan lebih ringan.

Begitu yang selalu Kala pegang teguhkan jika momen-momen seperti ini datang.

Dirinya tidak boleh marah, sedih ataupun kecewa, karena memang jalan takdirnya seperti ini. Dia hanya harus berusaha untuk tetap tegar dan kuat.

***

Saat azan subuh berkumandang, Kala terbangun. Wanita itu mengucek matanya, lalu dengan langkah mantap berjalan kearah kamar mandi untuk mengambil wudhu. Dilanjutkan dengan beribadah.

Setelah selesai, dia bercermin dikaca rias. Memeriksa bahwa dirinya terlihat baik-baik saja lalu berjalan keluar kamar untuk menjalankan rutinitas paginya.

Sebelum menuju dapur, Kala terlebih dulu mengecek ruang tamu. Untuk sekedar memastikan jikalau dua manusia itu masih ada, maka Kala akan dengan cepat masak sarapan lalu membawa Hiro pergi kepasar.

Namun saat di cek, ruang tamu ternyata kosong. Bahkan lembar-lembar kerja yang kemarin malam berserakan sudah tidak ada.

Kala tidak ambil pusing, mungkin mereka pindah kekamar tamu kali?

Saat tatapannya mengarah pada kamar tamu yang biasanya digunakan Ajun tidur, kamar itu terbuka lebar, dan didalamnya nampak kosong tidak berpenghuni.

Namun lagi-lagi Kala berpositif thinking, mungkin saja Ajun mengantar Rika pulang terus laki-laki itu memilih menginap disana.

Bisa saja bukan?

Jadi daripada sibuk mengurus yang bukan urusannya, Kala memilih ke dapur.

Dia menjadi lebih lega, soalnya gak jadi dia ngebawa Hiro jalan-jalan dipagi hari yang dingin gini. Gak tega dia tuh sebenarnya.

Langkah yang ringan itu perlahan melambat, mencium bau bumbu dapur dan suara seseorang masak terdengar.

Alis Kala mengerut, apakah itu Rika?

Dengan tetap melanjutkan langkah, Kala semakin dapat melihat punggung seseorang yang menghadap ke kompor, sedang melakukan kegiatan yang biasanya dia lakukan dipagi hari.

"Ajun?"

Ya, laki-laki dengan apron abu-abu kotak yang biasanya Kala pakai, itu adalah Ajun. Ajun Winata.

"Eh, udah bangun, La?" Ajun berbalik, tangan kanan yang memegang sutil dan tangan satunya memegang gagang wajan, laki-laki itu menampilkan deretan gigi putihnya menyambut Kala datang.

"Lo ngapain?" dengan nada terheran-heran, Kala mendekat.

"Ya masak La, ya kali karaokean."


"

HOME 'KIMJUNKYUWhere stories live. Discover now