Prise

18.9K 2.2K 273
                                    

I wanna be yours - Arctic Monkey
.
.
.
🎶 I wanna be your vacuum cleaner
Breathing in your dust
I wanna be your Ford Cortina
I will never rust

"Nggak bosen lu liatin gue tiap hari?" Guntur tertawa kecil saat melihat Sammuel membuka matanya, jam menunjukan pukul setengah 10 pagi hari saat Sammuel tersadar dari tidurnya.

Sammuel beringsut memeluk tubuh besar kekasihnya itu dan membiarkan Guntur menciumi seluruh sisi wajahnya "Bau jigong mulut lu yang." Ucap Sammuel masih dengan suara seraknya.

"Kalo bau kaki baru aneh." Ucap Guntur mengigit bibir bawah Sammuel sesaat sebelum menjauhkan wajahnya dan meraih ponselnya yang ada diatas meja, melepas charger yang terpasang dan melihat beberapa pesan masuk.

"Jelek banget jokesnya." Sammuel menciumi leher Guntur sesaat sebelum kekasihnya itu memilih untuk bangkit duduk "Mau pulang sekarang?"

"Iya."

Guntur menoleh mencari-cari kaosnya "Ilma?"

"Iya sayang."

Sammuel bangkit duduk sambil merenggangkn lehernya sesaat karena merasa keram "Gue sama Ilma sayang, tapi lebih ke sebel sih, soalnya pacar gue rasanya jadi kayak bagi dua." Guntur menoleh dan menatap Sammuel, remaja itu nampak beucap tidak main-main soal Ilma.

"Mana ada bagi dua." Ucap Guntur menyadari jika kaos yang dicarinya itu dipakai Sammuel untuk tidur.

"Ambil yang dilemari aja, ini masih enak baunya." Ucap Sammuel menciumi lengan baju milik Guntur yang dipakainya itu.

Guntur bergeser, turun dari kasur dan membuka lemari pakaian milik Sammuel, isi lemari itu hampir setengahnya berisi pakaian miliknya yang sudah diambil alih oleh Sammuel dengan berbagai macam alasan meski nyatanya semua ukuran pakaian itu lebih besar dari size yang lazim dipakainya, tapi mengoleksi seluruh pakaian milik Guntur kini nampak menjadi salah satu hobi Sammuel.

Tidak berbeda jauh dari Diva, Sammuel mengakui jika bau tubuh kekasihnya itu memang candu.

"Jangan yang itu." Sammuel menatap Guntur yang hendak memasang hoddie, Guntur mengehentikan tangannya dan meraih baju lain "Jangan itu juga."

"Ya terus yang mana?" Jika ada orang yang bingung memakai baju apa karena dilarang oleh seseorang meski nyatanya itu miliknya, jelas itu adalah guntur.

Sammuel sontak tertawa dan bangkit berjalan mendekat kearah Guntur namun remaja itu bukannya membantu kekasihnya memilih baju mana yang bisa dipakai, Sammuel melompat dan memeluk tubuh Guntur seperti koala, untung baginya karena Guntur memiliki refleks yang cukup tinggi.

"Sepuluh menit."

Guntur menghela nafas dan berjalan mengelilingi kamar Sammuel dengan remaja itu dipelukannya.

"Nambah billing bisa nggak bang jadi setengah jam?" Berpacaran dengan Sammuel terbukti bisa membuat tingkat depresi Guntur menurun meski tidak pesat, setidaknya ia lebih banyak tertawa saat ini karena lelucon Sammuel yang terkadang garing itu.

🎶 If you like your coffee hot
Let me be your coffee pot
You call the shots, babe
I just wanna be yours

Sammuel mengigit cukup keras bahu Guntur karena gemas, lelaki itu menghela nafas dan turun dari tubuh Guntur, mengunci seluruh pintu dan jendela yang ada dikamarnya dan menatap Guntur dengn kedua tangan terlipat didada.

"Besok aja pulang pas senin, gue bilang ke Ilma." Guntur menaikan alis dan menyandarkan punggung pada lemari.

"Sejak kapan gue jadi tahanan rumahan gini?"

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang