Side Story Pt.5 (Counter)

19.4K 2.4K 393
                                    

BROOKHAMPTON - Sugar
.
.
.
.
🎶 Spendin' all my nights alone, waitin' for you to call me
You're the only one I want by my side when I fall asleep
Tell me what I'm waitin' for

Diva mendorong besi pagar dengan kedua tangannya mempersilahkan Thommas membawa motornya masuk kehalaman rumah.

"Beneran nggak jadi ikut Sunmori?"

"Minggu depan masih bisa." Thommas menyerahkan totebag berisi berbagai camilan dan minuman pada Diva.

Diva menoleh menatap Thommas yang melepas helm dan langsung memasang topi, dengan refleks remaja itu berjinjit menahan topi yang hendak dipasang Thommas "Kapan potong rambut?"

Thommas terdiam menatap Diva didepannya "Kemarin,makanya belum bagus banget. nunggu empat atau lim—"

"Undercut? Bagus, ngapain juga pake topi, cuma aku yang liat." Ucap Diva mengambil topi yang hendak dipakai Thommas tanpa mendapat perlawanan. Diva melihat wajah Thommas yang nampak bersih karena potongan rambut barunya itu.

Struktur wajahnya menjadi lebih menonjol dan jelas, Diva baru menyadari jika Thommas memiliki hidung yang mancung dan terlihat kokoh menunjang rahannya yang tajam.

"Bagus?"

Diva mengangguk, Thommas sedikit membungkuk dan memutar kaca spion kearah wajahnya, merapikan rambutnya dengan cepat—agak narsis.

Diva tertawa kecil melihat tingkah Thommas yang mendadak itu, remaja itu masih diam menunggu Thommas selesai dengan rambut barunya "Gue nggak pake powder jadi ringan banget, kayak jamet nggak?" Diva menaikan alisnya saat Thommas tiba-tiba menunduk menyodorkan kepalanya.

"Hah?"

"Pegang coba, rambut gue nggak keras kayak biasanya." Ucap Thommas masih tetap menunduk, Diva dengan kaku mengulurkan tangannya, menyentuh pelan rambut Thommas.

Jauh dari perkiraan Diva selama ini ternyata rambut lelaki itu sangat lembut dan wangi, Diva dapat mencium jelas aroma yang menyeruak dari helaian rambut yang jika semakin ia acak akan semakin wangi itu.

"Wangi." Ucap Diva tanpa sadar.

Thommas yang menunduk itu terdiam menatap tanah dibawahnya, merasakan elusan yang diberikan Diva pada rambutnya. Lelaki itu dengan cepat menegakkan badannya.

"Sha—Shampoan Dip, shampo gue wangi maksudnya, lu mau?" Diva dengan cepat menahan Thommas yang hendak mengeluarkan ponselnya "Bukan, bukan itu maksudnya haha." Diva tanpa sadar tertawa dan Thommas terdiam beku ditempatnya.


🎶 Tell me what I'm waitin' for
I know it's hard but we need each other
Know it's hard but we need each other

"Orang tua lu pada kemana?"

"Kerumah tante, ada acara besok."

Thommas mengikuti langkah Diva masuk kedalam rumah, Remaja itu meletakan helmnya diatas meja dan melepas sandal yang dipakainya.

"Lu anak tunggal Div?" Diva terlihat mengangguk, sambil menaiki tangga remaja itu berbalik sesaat "Pengen punya sodara, tapi mama nggak bisa hamil lagi katanya beresiko." Ucap Diva menjelaskan singkat.

Thommas mengangguk-anggukan kepalanya paham, lelaki itu melihat Diva membuka pintu kamarnya, Thommas baru menyadari jika sejak ia menginap terakhir kali dikamar Diva, Aroma remaja itu menjadi sangat familiar di indera penciumannya saat ini.

"Bau kamar lu enak Div, kayak bau yang biasanya kecium pas lewat toko roti, tau kan?" Diva meletakan totebag bawaan Thommas itu diatas meja dan menoleh.

SOFTCORE [COMPLETE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ