18. Touch Some Grass

35.1K 3.7K 893
                                    

Arctic Monkey - R U Mine?
.
.
.
.
"Lu dirumah sendiri terus?"

"Iya." Sammuel meletakan ranselnya asal dan mendorong tubuh Guntur hingga lelaki besar itu jatuh cukup keras keatas lantai keramik, Guntur menahan tubuhnya dengan siku dan memposisikan kepalanya agar tidak membentur.

Guntur tertawa melihat Sammuel yang menaiki tubuhnya dan menunduk mengecup bibirnya, lelaki 17 tahun itu melingkarkan tangan kirinya dipinggul Sammuel dan menyentak tubuh lelaki itu semakin merapat.

Sammuel tertawa kecil dan menahan wajah Guntur dengan kedua tangannya, melancarkan kecupan intens yang berkali-kali tepat dibibirnya.

Deruan nafas memburu dari kedua lelaki itu terdengar mengisi sunyi, Guntur memiringkan wajahnya memperdalam lumatan pada bibir bawah Sammuel, Lelaki itu mengigit dan menarik pelan bagian tubuh yang paling menarik dari Sammuel dimatanya itu.

Sammuel masih mampu mengimbangi Guntur dengan menghisap dan mengecup bibir lelaki dibawahnya itu, Sammuel menepuk pelan pipi Guntur tanda ia meminta lelaki itu untuk berhenti.

Guntur mengerti dan melepaskan pagutannya, beralih menciumi dagu Sammuel hingga turun keleher, Sammuel mendongakkan lehernya memberi akses pada Guntur mencapai lekuk hingga tulang selangkanya, Guntur menghisap dan mengigit pelan bagian itu hingga meninggalkan bercak kemerahan tipis.

"Ahh.." Sammuel mendesah pelan dan menumpu berat tubuhnya dengan tangan disamping wajah Guntur, Lelaki itu duduk tepat diatas perut Guntur karena tidak ingin bersusah payah.

🎶 I go crazy 'cause here isn't where I wanna be
And satisfaction feels like a distant memory
And I can't help myself
All I wanna ever say is, "Are you mine?"
Well, are you mine?

Sammuel menegakkan tubuhnya, Guntur melipat kakinya agar Sammuel bisa bersandar pada pahanya.

Guntur menatap Sammuel yang nampak menaikan alisnya menantang, menekan pelan dadanya dengan telapak tangan kiri, meraba hingga keperut dan berhenti tepat ditengah. Sammuel menatap Guntur dan menjilat bibir bawahnya.

"You're so fine for what boy?" Guntur merentangkan tangannya membaringkan kepalanya diatas lantai, menatap langit-langit rumah itu sambil merasakan tangan Sammuel yang bergerak ditubuhnya, Seringai tidak lepas dari wajahnya.

Ia tidak menyangka akan semenarik ini akhir tujuannya.

"You're so buff for what bro?" Sammuel menunduk dan menarik wajah Guntur agar menatapnya "Gue nggak suka lu liatin yang lain, kenapa? lampu lebih menarik dari gue?"

Sontak tawa Guntur pecah, lelaki itu bangkit dari posisinya dan duduk memangku Sammuel dengan mudah "You're such a chatty kid."

Guntur mencengkram rahang Sammuel dan memagut kasar bibir remaja dipangkuannya itu.

"Robek bibir gue anjir, bakal jadi sariawan ini." Sammuel menatap bibirnya yang terluka itu dikaca, Guntur yang awalnya berbaring dikasur itu bangkit duduk melihat Sammuel yang hanya memakai handuk melilit dipinggulnya itu.

"Bentar juga sembuh."

"Sembuh kalo lu nggak nyium gue lagi." Ucap Sammuel, ia melihat pantulan guntur yang hanya memakai boxer itu melalui kaca.

"Tapi yakin emang lu tahan nggak nyium gue?" Sammuel menyeringai dengan ucapan yang seduktif kearah Guntur, lawan bicaranya itu tahu harus menanggapi "Tergantung lu cukup mancing atau enggak."

SOFTCORE [COMPLETE]Where stories live. Discover now