Extra Chapter 2

27.6K 3.3K 829
                                    

Dj Snake, Justin Bieber - Let me love you
.
.
.
.
"Beneran nggak pernah pacaran?"

"Iya." Ucap Guntur diiringi anggukan, Sammuel masih menatap tidak percaya lelaki disampingnya itu.

Mengetahui Fakta jika dirinya adalah semua 'pertama' bagi Guntur agak menyenangkan sekaligus lucu.

"Bener? ngewenya juga?"

"Kalo cowok iy—"

"Berarti lu pernah ngewe sama cewek?!"

"Iya,sekali." Ucap Guntur lagi, lelaki itu menyandarkan punggungnya masih menatap Sammuel yang duduk disampingnya "Dih, siapa ceweknya?!"

"Kakak kelas gue dulu waktu kelas satu." Ucap Guntur, Ia mengusap pelan pelipis Sammuel.

Sammuel memang merasa jika Guntur bukan orang yang terlihat seperti ia sering mencintai, lelaki itu kaku meski tetap pemain yang handal, ia memperlakukan Sammuel sebaik mungkin bahkan tanpa disadari Guntur sangat mengutamakan semua hal tentang Sammuel.

Treat him like a solid gold.

Sammuel memajukan wajahnya dan mengecup bibir guntur dengan cepat "Yaudah jangan kemana-mana lagi lu, kalo lu bosen sama gue awas aja gue kejar lu sampe inti bumi, kalo lu punya pacar baru bakal gue gangguin sampe putus terus balik lagi ke gue." Guntur tertawa mendengar ucapan Sammuel yang nampak berambisi itu.

"Emang nggak ada rencana putus juga kok."

"Berarti mau ada rencana?"

Guntur menghela nafasnya, lelaki itu selalu salah ucapan jika beradu argumen dengan Sammuel mengenai hubungan mereka, saat ini Guntur selalu salah dan kalah "Ya enggak."

"Awas aja lu ya, gue udah bela-belain jadi homo, terus ngewe sama lu juga, ngerelain keperawanan pantat gue. Sampe lu mutusin gue—gue potong kontol lu jadi empat." Ucap Sammuel menunjuk wajah Guntur.

"Kenapa jadi empat? nggak dua? kegedean, sampe harus potong empat?" Sammuel sontak mengerti ucapan Guntur dan tanpa berkata remaja itu memukul pipi Guntur dengan cukup keras "Kepedean banget lu."

"Diva minta alamat Thommas." Ucap Guntur, Sammuel menaikan alis "Lah dia nggak tau emang?"

"Enggak katanya." Ucap Guntur menyerahkan ponselnya pada Sammuel,  menekan kontak Diva diponsel kekasihnya itu dengan cepat.

"Hallo."

"Hallo Div lu nanyain alamat Tommy?"

"Hah? eh, iya itu." Terdengar suara ragu Diva diseberang sambungan.

"Ntar kirim lewat chat," Sammuel mematikan sambungan telpon itu sepihak dan mengetikan beberapa baris kata alamat rumah Thommas dan mengirimnya.

Guntur hanya diam, menciumi tengkuk Sammuel sedangkan kekasihnya itu nampak tidak terganggu.

"Yang gue mau toast." Sammuel membuka aplikasi pesan antar diponsel Guntur tanpa bertanya langsung memesan makanan yang ia inginkan dan menguras habis saldo dompet digital kekasihnya itu.

"Iya." Guntur akan selalu berkata 'ya' pada keinginan kekasihnya itu.

"Masih sakit nggak Yang?"

"Ya jangan diteken lah." Guntur mengusap pelan lutut Sammuel setelah berhasil menempelkan plester menutupi luka bekas Sammuel terjatuh saat bermain basket dua hari yang lalu.

"Gue diancem tau sama anak SMA tujuh bekas kemarin itu." Ucap Sammuel menatap lelaki yang duduk dilantai didepannya itu, Guntur sedikit mendongak menatap Sammuel yang duduk disofa "Siapa yang ngancem?"

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang