57. Beware

36.3K 5.8K 1K
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1900 kata


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Wajah Eros terlihat gelap dan suram. Orlaith membohonginya. Oliver sudah mengatakan padanya jika Duke Henry mengajak Orlaith makan siang. Hanya makan siang, tidak terselip alasan lain. Entah apa alasan Orlaith membohonginya. Orlaith mengatakan jika pertemuan mereka karena urusan pekerjaan. Mungkin Orlaith tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman antara mereka.

Disinilah Eros berada sekarang. Ia langsung menyusul Orlaith setelah panggilan telepon mereka berakhir, lagipula jarak dari Istana kemari tidak terlalu jauh.

"Kenapa kalian belum keluar juga?"

"Kau disini?"

"Ya. Aku diluar. Orlaith belum keluar juga? Padahal Orlaith bilang padaku akan segera pulang."

"Entahlah."

Eros menghela napas, walau Duke Henry paman Orlaith, tetap saja pria itu bukan adik kandung King Philips. Ditambah dengan status duda yang disandang Duke Henry. Entah mengapa ia tidak suka dengan kebersamaan mereka.

"Apa kau tidur? Kenapa diam saja?"

"Mereka menempati ruang private?"

"Ya. Apa kau cemburu karena mereka hanya berdua didalam sana?"

"Apa yang mereka bicarakan? Telingamu pasti terpasang handsfree yang memperdengarkan penyadap suara yang kau letakkan di tas Orlaith, bukan?"

"Tentu saja. Tapi sudah beberapa menit ini aku tidak mendengar obrolan mereka."

"Apa maksudmu? Alatmu rusak?"

"Aku masih mendengar suara krasak-krusuk. Tidak terdengar suara mereka."

"Bodoh! Cepat masuk! Seharusnya kau curiga kenapa mereka tidak mengobrol!" Eros mematikan panggilan dan masuk ke dalam gedung.

Oliver yang sudah sadar dari kebodohannya lantas mendekat ke ruangan yang ditempati Orlaith dan Duke Henry. Ajudan Duke Henry menghalanginya.

"Kenapa? Duke Henry dan Putri Orlaith belum selesai dengan makan siang mereka." Ujar ajudan Duke Henry.

"Putri Orlaith masih memiliki kegiatan lain. Aku harus menemui Putri sekarang untuk mengingatkannya." Mata Oliver menyipit penuh waspada. Kenapa ajudan Duke Henry menghalanginya untuk masuk?

"Sersan John, tunggulah beberapa saat lagi." Ajudan Duke Henry melirik rekannya, memberi kode melalui mata untuk menghubungi Duke Henry. Sepertinya ajudan Putri Orlaith akan kekeuh menerobos ke dalam.

"Bisakah kau menyingkir? Aku hanya melakukan tugasku." Ekspresi Oliver terlihat gelap. Firasat buruk menghinggapinya.

Ajudan Duke Henry mengetuk pintu tersebut kemudian menyingkir dari sana. Oliver lantas masuk ke dalam.

The General's RegretWhere stories live. Discover now