53. Circumstances

47.6K 6.2K 810
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

Super panjang > 2000 kata


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Selamat pagi..." Ucap Eros saat Orlaith membuka mata.

Orlaith hanya menanggapinya dengan gumaman. Lantas mengikis jarak, kembali memeluk Eros seperti apa yang dilakukan mereka semalaman.

"Yang Mulia sudah tau tentang kehamilanmu?" Tanya Eros seraya menumpukan dagunya di puncak kepala Orlaith.

"Belum." Singkat Orlaith menjawabnya.

"Kita harus menemui Yang Mulia. Setelah itu kita ke dokter kandungan." Ujar Eros kemudian.

"Nanti." Balas Orlaith seraya menghidu bau tubuh Eros.

"Orlaith..." Eros sedikit menjauhkan diri karena tangan Orlaith tiba-tiba bergerak melepas kancing kemejanya.

Orlaith mendongak, "Kenapa? Aku suka dengan bau tubuhmu."

"Aku belum mandi." Ujar Eros yang tidak dihiraukan Orlaith. Kini dua kancing kemeja teratasnya terbuka dan Orlaith mengendus-endus tubuh bagian atasnya. Sungguh aneh.

"Baumu enak. Aku tidak ingin berjauhan denganmu." Gumam Orlaith.

Eros keheranan melihat perubahan sikap Orlaith padanya. Tapi justru bagus, Orlaith tidak lagi berpura-pura menolaknya. Apakah begini rasanya ketika dicintai seorang Orlaith?

Bunyi ketukan pintu membuyarkan kemesraan pasangan yang sedang dimabuk asmara tersebut.

"Biarkan saja." Sergah Orlaith ketika Eros ingin beranjak. "Dia akan kembali lagi nanti."

"Ayo bangun. Kau juga harus sarapan. Sekarang ada bayi diperutmu. Kau yang menjadi sumber energi dan menyalurkan nutrisi untuk bayi kita." Eros memaksa Orlaith untuk bangun dari posisinya.

"Mandilah terlebih dahulu baru setelahnya sarapan." Ucap Eros memerintah.

"Jangan pergi dari kamarku." Ujar Orlaith yang dibalas senyum dan anggukan oleh Eros.

Tak ayal Orlaith berjalan ke kamar mandi untuk menuruti perintah Eros karena ia tidak boleh egois. Dirinya memang tidak boleh melewatkan jam makannya karena sekarang ada makhluk yang tumbuh dirahimnya.

Eros membawa langkahnya menuju pintu. Saat pintu itu terbuka, sosok Oliver hampir terjerembab ke arahnya. "Apa-apaan kau ini?" Heran Eros yang mendapati tingkah konyol Oliver.

Oliver yang sedari tadi menempelkan telinganya ke daun pintu tentu saja jengkel. "Ini gara-gara kau yang sejak tadi malam tidak keluar kamar! Aku juga tidak mendengar suara apapun dari dalam!" Bisik Oliver.

"Tas Orlaith berada didalam lemari." Eros mengatakan alasannya kenapa penyadap suara Oliver tidak menangkap suara apapun.

"Apa saja yang kalian lakukan semalaman?" Tanya Oliver dengan mata memicing.

The General's RegretWhere stories live. Discover now