32. Argument

42.1K 5.4K 266
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Beruntung, Putri Alice dibawa kemari tepat waktu. Putri Alice sudah melewati masa kritisnya. Kami sudah memberikan anti bisa. Dalam 30 menit akan terus diberikan anti bisa sampai tanda progresifitas kelemahan otot berhenti serta profil koagulasi darah normal." Sopan dokter menyampaikan.

Mengangguk seraya berkata, "Terima kasih." Ujar King Philips.

"Sudah menjadi tugas saya, Yang Mulia. Saya permisi." Pamit dokter tersebut.

"Aku tunggu diluar." Ujar Eros dan dijawab anggukan oleh Orlaith.

Seraya berjalan menyusuri lorong, Eros menekan kontak seseorang pada layar ponselnya. "Kau dimana?" Tanyanya begitu panggilan terhubung.

"Disini..." Oliver melambaikan tangan pada Eros.

Eros berdecih melihat wajah Oliver. Bisa-bisanya bocah itu berekspresi riang seperti sekarang.

Eros mendudukkan diri disamping Oliver. "Pakaian apa yang kau kenakan?!" Pasalnya, saat ini Oliver mengenakan pakaian santai bukan pakaian rapi berjas seperti biasanya.

"Kau yang menyuruhku cepat-cepat kemari. Aku tidak sempat berganti pakaian."

"Memangnya sebelum kemari kau kemana?"

"Ke rumah pemilik ular. Aku harus mengganti rugi karena ular itu pasti sudah mati. Padahal aku berkata pada pemiliknya hanya meminjam ular itu." Kekeh Oliver.

Eros menatap pria disebelahnya dengan skeptis. "Kau mengabaikan perkataanku. Yang Mulia hampir meledak karena marah, kemarin Orlaith hampir digigit ular sekarang Alice hampir tewas karena digigit ular. Berita Alice yang tergigit ular sudah melebar kemana-mana. Publik mempertanyakan keamanan Istana bahkan berpikir jika ini karena kesengajaan. Ya, walau memang atas kesengajaan...!"

"Tapi dia tidak mati kan?" Oliver mencebikkan bibir, ia sudah memperkirakan segalanya. "Jelas Alice yang mengurung Orlaith bersama ular, aku hanya membalas perbuatannya."

Eros tidak menyanggah tuduhan Oliver terhadap Alice. Kejadian yang dialami Orlaith memang mengarah pada orang dalam Istana. Keamanan disekitar Istana sudah pasti dijaga ketat. Terlalu mustahil jika satu diantara tamu undangan membawa ular ke dalam Istana. Pasti pelakunya adalah orang dalam yang bebas keluar masuk Istana tanpa melewati pemeriksaan.

"Akan lebih baik jika kau mencari bukti kemudian menyerahkannya pada Yang Mulia. Dengan begitu, Alice bisa diusir dari Istana. Bagaimana jika perbuatanmu meninggalkan jejak? Kau siap menghadapi peradilan Militer dan dikecam banyak orang karena telah melenyapkan seorang Putri? Kau bilang takut dipenjara, tingkahmu justru mempersulit dirimu sendiri." Cibir Eros diakhir kalimatnya.

"Biar menjadi peringatan untuk jalang rendahan itu. Setiap tindakan jahatnya pada Orlaith, akan ada pembalasan yang setimpal." Oliver sudah memastikan jika perbuatannya tidak akan meninggalkan jejak. Ia sengaja melepaskan ular itu ketika Alice akan lewat. Wanita itu memang sedang apes. Karena sibuk menatap layar ponsel, Alice tidak melihat ada ular. Sontak ular berbisa itu mematuk kaki Alice karena Alice menginjak ular tersebut.

The General's RegretWhere stories live. Discover now