52. Beatify

45.2K 6.5K 537
                                    


🔥 Upload 2 chapter nih bestie...yang divote dan komen jangan cuma yang terakhir up ya 😂 klo author kuciwa besok dikurangin lagi jumlah uploadnya.

> 1600 kata


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

King Philips dan Oliver beradu pandang sejenak. Setelahnya Oliver menganggukkan kepala demi kesopanan.

"Orlaith belum tau?" King Philips terdengar bersuara. Ia yakin Oliver mengerti maksud pertanyaannya.

"Belum."

"Kenapa? Kau belum ingin Orlaith tau?" Tanya King Philips kemudian. Pandangannya terpusat pada sosok Oliver yang lebih memilih menunduk daripada menatapnya.

"Benar, Yang Mulia." Sopan Oliver menjawabnya.

"Orlaith pasti akan menerimamu sebagai saudaranya." Setelah menyelesaikan perkataannya, King Philips masuk ke dalam kamar Orlaith.

Melihat King Philips masuk ke kamarnya, Orlaith mengubah posisinya. Namun sebelum turun dari ranjang, King Philips menggerakkan tangan, mencegah Orlaith memberikan salam padanya.

King Philips mendudukkan diri dibangku yang berada didekat ranjang. Mengamati Orlaith yang saat ini menyandarkan punggung ke kepala ranjang, wajah putrinya cukup pucat.

"Papa dengar, dokter baru saja ke kamarmu. Apa kau kurang sehat, Orlaith?" Tanya King Philips mengawali pembicaraan.

"Benar, Yang Mulia. Saya hanya kelelahan." Bohong Orlaith.

"Setelah ini papa akan mengurangi tugasmu. Dan, kau akan dibebas tugaskan sampai kondisimu membaik." Ujar King Philips.

"Terima kasih, Yang Mulia." Balas Orlaith seadanya.

King Philips mengubah topik pembicaraan, "Bagaimana hubunganmu dengan Eros? Apa karena kesibukan membuat kalian jarang bertemu?"

"Saya dan Eros baik-baik saja, Yang Mulia."

"Besok kalian temui papa. Kita harus membahas tanggal pernikahan kalian. Sampaikan pada Eros." Ujar King Philips kemudian.

Orlaith diam sejenak, membahas tanggal pernikahan? Lantas berdehem pelan dan menjawab, "Baik, Yang Mulia."

King Philips lantas bangkit dari duduknya, "Papa tidak bisa berlama-lama karena saat ini ada tamu yang menunggu diruang kenegaraan."

"Tidak apa, Yang Mulia. Terima kasih sudah mengkhawatirkan kondisi saya."

"Kau anakku, mengkhawatirkanmu sudah menjadi kewajibanku." King Philips melabuhkan kecupan ke puncak kepala Orlaith. "Beristirahatlah." Ucapnya sebelum berlalu dari sana.

King Philips tidak lantas berlalu begitu keluar dari kamar Orlaith. Ia mendekat pada Oliver. "Dua jam lagi temui papa diruang kerja." Setelah mengucapkannya, King Philips membawa langkahnya menuju ruang kenegaraan.

"Papa?" Oliver berwajah skeptis. Lantas mendengus. Pasti pria itu mengakuinya sebagai anak karena dirinya tampan.

*****

The General's RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang